[iklan]

POTENSI KEHIDUPAN MANUSIA : Arti Berpikir

CATATAN MATERI

POTENSI KEHIDUPAN MANUSIA 

1. Dijelaskan dalam al Quran surat at Tiin ayat 4 bahwasanya allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya (ahsani taqwiim). Kemudian ayat berikutnya menjelaskan bahwa manusia akan dikembalikan kepada tempat yang serendah rendahnya kecuali orang orang yang beriman, beramal Sholih dan saling menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran.

2. Agar manusia tetap dalam fitrah penciptaannya yaitu ahsani taqwiim dan tidak jatuh pada kedudukan asfala saafiliin, Maka hal yang perlu dilakukan adalah mengenali memahami potensi kehidupan manusia (thoqotul hayawiyah) sebagai wujud ahsani taqwiim. Sekaligus menyambungkan kembali persaksian keimanan manusia pada saat sebelum ditiupkan ruh padanya di alam rahim (Q.S Al a'rof 172)


3. Thoqotul hayawiyah (potensi kehidupan)

Menguraikan thoqotul hayawiyah (potensi kehidupan) manusia meliputi antara lain : 

- haajatul Udhwiyyah, 

- Ghorooiz (yaitu ghorizatul tadayyun/naluri beragama; ghoriizatul baqo/Naluri eksistensi diri; ghorizatun nau'/ Naluri terhadap lawan jenis)

Termasuk menjelaskan ciri ciri nya, kapan dipenuhi, apa akibatnya jika tidak dipenuhi.

- Aqlu (berpikir) ya itu memahami definisi berpikir, unsur unsur yang mesti dimiliki pada saat melakukan berpikir)

4. Haajatul udhwiyah

Haajatul udhwiyah adalah kebutuhan jasmani yang menuntut untuk dipenuhi oleh manusia. Seperti kebutuhan makan minum, tidur, membuang kotoran, bersin dan lain lain. Tuntutan untuk dipenuhi ini merupakan hasil kerja di dalam organ. Bukan di rangsang dari luar organ / diri manusia. 

Apabila tidak segera di penuhi maka akan menyebabkan kerusakan pada organ dan bisa mengakibatkan kematian. Disinilah penting ya memahami bagaimana cara memenuhi kebutuhan manusia jika sudah menuntut untuk dipenuhi? Apakah di serahkan kepada manusia sendiri (akal manusia) atau dari pencipta manusia (Allah SWT) ?


5. Ghorooiz (naluri naluri)

Ghorooiz (naluri naluri) disamping kebutuhan jasmani, manusia oleh penciptanya juga di bekali naluri naluri. yaitu kecendrungan kecendrungan yang dimiliki manusia. Ciri ciri naluri ini adalah bahwa : naluri ini menuntut untuk dipenuhi, hanya tuntutan itu muncul apabila dipicu / dirangsang dari luar manusia. Dan apabila tidak / belum bisa dipenuhi makan akan menimbulkan kegelisahan, kegalauan, bete dan ketidak tenangab dalam hati. Naluri naluri itu adalah : 

pertama...

Ghorizatu at tadayyun

Naluri Beragama *(ghorizatu at tadayyun) yaitu naluri untuk mengimani sesuatu hingga muncul pensucian (pentaqdisan) terhadap sesuatu tersebut.  Wujud dari naluri ini adalah peribadahan kepada sesuatu yang dianggap suci. Bahkan jika orang tersebut tidak mengimani sesuatu apapun yang melahirkan pensucian terhadap sesuatu tersebut, maka naluri ini dialihkan kepada kekaguman terhadap ide ide yang Dilahirkan para intelektual, nah kekaguman terhadap ide inilah wujud dari naluri beragamanya.

Yang perlu kita pikirkan. bagaimana caranya memenuhi tuntutan  naluri ghorizatul at tadayyun' ini, pada saat menuntut untuk dipenuhi? Apakah dengan dipenuhi dengan panduan akal dan hawa nafsu manusia  untuk memenuhinya? Atau dengan panduan Dafi dzat yang telah menciptakan ghifizatu at tadayyun ini?

Kedua...

Naluri Ghorizatul Baqo'

Naluri Ghorizatul Baqo' (Naluri eksistensi diri) yaitu naluri untuk mempertahankan diri dalam kehidupan wujud dari naluri ini adalah keinginan keinginanannya untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti ingin punya rumah sekaligus perabotan yang lengkap, ingin punya mobil, ingin punya tanah, tidak mau dihina, dipandang sebelah mata melainkan ingin dihargai, ingin menjadi yang terbaik, ingin menjadi trend setter, menunjukkan keakuannya dll yang men jadikan dia eksis dalam kehidupan. 

Yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana caranya memenuhi naluri ghorizatul baqo' ini? 

pada saat menuntut untuk dipenuhi? Apakah dipenuhi dengan panduan akal dan hawa nafsu manusia? Atau dipenuhi dengan panduan dzat yang telah menciptakan ghorizatul baqo' ini?

Ketiga...

Ghorizatun Nau'

(Naluri terhadap lawan jenis) yaitu naluri untuk menyukai sama lawan jenis. Yang laki menyukai perempuan. Yang perempuan menyukai laki laki. pemenuhan naluri ghorizatun nau' ini bukan sekedar untuk kenikmatan semata melainkan untuk tujuan melestarikan keturunan yakni memanusiakan manusia. Hanya naluri ini menuntut untuk dipenuhi ketika dirangsang atau dipicu oleh unsur diluar diri manusia. Seperti melihat wanita wanita  cantik bagi laki laki,  atau sebaliknya melihat pria pria yang tampan bagi perempuan. maka naluri ghorizatun nau' ini akan segera muncul menuntut untuk dipenuhi. Semakin kuat atau sering rangsangan itu dihadirkan semakin kuat menuntut ingin segera dipenuhi. Sebaliknya semakin lemah atau kurang rangsangan yang dihadirkan semakin lemah keinginan untuk dipenuhi. Namun apabila tidak dipenuhi ketika menuntut untuk di penuhi maka akan menimbulkan kegelisahan dan kegalauan yang berkepanjangan.

Yang perlu kita perhatikan adalah, bagaimana caranya memenuhi naluri ghorizatul nau' ini, pada saat menuntut untuk dipenuhi? Apakah dengan dipenuhi dengan panduan akal dan hawa nafsu manusia? Atau dengan panduan Dari dzat yang telah menciptakan ghorizatun nau' ini?

6. Akal / Aqlu

Akal (Aqlu = berpikir) yaitu kemampuan seseorang  menghukumi sesuatu. Sesuatu adalah berupa perbuatan dan benda. Jika terkait dengan perbuatan maka hukumnya bisa wajib mandub/sunnah, haram, makruh dan mubah. Jika terkait dengan benda maka hukumnya hanya haram dan halal.

Disamping itu ada kaidah tentang perbuatan yaitu : al ashlu al afaal attaqoyyudu bi ahkaamisy syar'i (asal suatu perbuatan itu terikat dengan hukum syara') sedangkan untuk kaedah benda adalah al ashlu al asy yaa' al ibaahah, illa dalilut tahriim (asal suatu benda itu ibaahah (boleh) digunakan kecuali ada dalil yang mengharamkan.

Agar akal mampu menjalankan khasiyatnya yaitu mampu memutuskan sesuatu, maka unsur unsur yang harus ada adalah sebagai berikut : 

pertama adanya fakta (Waaqi') baik fakta itu berupa peristiwa, perbuatan manusia atau fakta terkait dengan sebuah benda.

Kedua idrak (panca indera) yang sehat artinya khasiyat panca indera belum dicabut atau dihilangkan oleh penciptanya. sehingga panca indera bisa menjalankan fungsinya. yaitu mihat / menerima fakta untuk kemudian ditransfer / dikirim  ke adz dzimagh (organ otak)

ketiga adz dzimagh (organ otak) yaitu suatu organ yang  me.iliki khasiyat / berfungsi menerima informasi / fakta kemudian  mengolah informasi/fakta tersebut  bersama dengan maklumat tsabiqoh (pengetahuan awal) yang sudah dimiliki terkait dengan fakta tersebut.


4. Ma'lumat Ats tsaabiqoh (pengetahuan Awal) yaitu pengetahuan awal tentang benda maupun perbuatan / peristiwa.

Pengetahuan awal tentang benda atau perbuatan menjadi kunci agar rangkaian proses berpikir sempurna yaitu menghasilkan keputusan hukum terhadap benda atau perbuatan tersebut. 

Kemudian jika runtut dari mana sebenarnya pengetahuan awal yang dimiliki manusia ini ? Maka Jawabannya adalah dari Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَ سْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَا لَ اَنْبِۢـئُوْنِيْ بِاَ سْمَآءِ هٰۤؤُلَآ ءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

wa 'allama aadamal-asmaaa-a kullahaa summa 'arodhohum 'alal-malaaa-ikati fa qoola ambi-uunii bi-asmaaa-i haaa-ulaaa-i ing kungtum shoodiqiin

"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!""

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 31)

Dari ayat ini kita dapati bahwasanya Allahlah yang telah memberikan pengetahuan awal seluruhnya kepada manusia khususnya kepada Nabi Adam as. Kemudian turun temurun sampai kepada kita saat ini.

Demikian Dengan keempat unsur ini akhirnya manusia bisa memiliki kemampuan untuk menghukumi sesuatu dengan kata lain manusia memiliki akal 

Hanya didalam al quran dikhabarkan jika akal manusia ini tidak mampu menghantarkan untuk memutuskan beri.an kepada Allah, beriman kepada Kita allah , beriman Kepada Rasul Allah dan jug beriman kepada malaikat, hari kiamat dan qodho  qodar dari allah, maka kedudukan manusia   jauh lebih rendah daripada binatang ternak, bahkan le ih rendah lagi (balhum adholl)

Oleh karena dengan memahami potensi kehidupan manusia ini selanjutnya dijadikan bekal untuk memahami jalan menuju iman (thoriqul Iman) yaitu beriman kepada Allah SWT.  Jika kita mampu menemukan jalan ini maka akan tersambunglah dengan jalan sebelumnya dimana Kita telah bersaksi bahwa Allah SWT adalah tuhan kita pada saat di alam rahim. (Q.S Al A'rof 172)


Wallahu a'lam

Mukhammad Furqon Syalthout

Sidoarjo, 13 September 2021.

Terkait :

0 komentar


0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Arsitektur dan Konstruksi

 

Bersama Belajar Islam | Pondok OmaSAE: Bersama mengkaji warisan Rasulullah saw | # - # | Pondok OmaSAE : Belajar Agama via online


Didukung oleh: Suwur - Tenda SUWUR - OmaSae - Blogger - JayaSteel - Air Minum Isi Ulang - TAS Omasae - Furniture - Rumah Suwur - Bengkel Las -