[iklan]

Cinta suami kepada istri adalah cinta bersyarat. Bukan cinta mutlak

 Istriku, Aku Mencintaimu...Tapi...

abu zaid

Sudah sewajarnya suami istri saling mencintai. Saling menyayangi. Tak terbayangkan jika hidup sebagai suami istri tapi tak ada rasa cinta dan sayang. Tentu hambar rasanya...

Namun cinta suami kepada istri adalah cinta bersyarat. Bukan cinta mutlak. Bukan pula cinta buta. Syarat nya bahwa cinta itu harus sejalan dan searah dengan cinta kepada Allah dan Rasul-nya.

Tidak boleh suami mencinta mutlak istrinya. Tak boleh mencinta buta istrinya. Justru wajib bagi suami untuk mencintai istrinya dengan syarat seperti diatas. Yakni dalam rangka merealisasikan cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan Nya.


Surat At-Taubah Ayat 24

قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ

"Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi kepada orang yang fasik".

Syaikh Wahbah Zuhaili menyatakan dalam tafsirnya:

"Ayat ini turun bersama ayat sebelumnya untuk mereka yang tidak mau hijrah menuju Madinah sebab lebih memilih keluarga dan perniagaannya."

Al Hafidz Ibnu Katsir –semoga Allah merahamati beliau- mengatakan tentang tafsir ayat ini:”Jika berbagai hal di atas ’lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah’ yaitu tunggulah musibah dan malapetaka yang akan menimpa kalian.

Maka cinta suami kepada Allah dan Rasul Nya serta jihad di jalanNya harus lebih besar daripada cinta kepada keluarga termasuk istrinya dan segala harta serta pekerjaannya. Singkatnya ada dua hal, pertama bahwa suami tidak boleh dengan alasan cinta istri terus melanggar syariah Islam. Contoh nya dengan bekerja secara pekerjaan haram. Kedua, dan tidak boleh suami tidak berangkat jihad atau hijrah dengan alasan cinta istrinya. Tidak boleh meninggalkan ngaji dan dakwah karena cinta istrinya. Tidak boleh meninggalkan kewajiban atau mengerjakan yang haram gegara cinta istrinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Seseorang tidaklah beriman (dengan sempurna, peny) hingga aku lebih dicintainya dari anak dan orang tuanya serta manusia seluruhnya.”(HR Muslim)

Sehingga suami masti berani berkata dengan penuh kasih sayang kepada istri istrinya....Sayangku, aku mencintaimu...tapi sesuai dengan kadar cinta yang Allah dan Rasul-nya perintahkan.....inilah jalan menuju bahagia dalam sakinah.

Selamat berjuang Sobat, moga sakinah dunia akhirat. Aamiin.[]

Terkait :

0 komentar


0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Arsitektur dan Konstruksi

 

Bersama Belajar Islam | Pondok OmaSAE: Bersama mengkaji warisan Rasulullah saw | # - # | Pondok OmaSAE : Belajar Agama via online


Didukung oleh: Suwur - Tenda SUWUR - OmaSae - Blogger - JayaSteel - Air Minum Isi Ulang - TAS Omasae - Furniture - Rumah Suwur - Bengkel Las -