MENGENANG SOSOK HINDUN SETELAH MASUK ISLAM
Kamu pernah mendengar nama tokoh ini? Yup, beliau adalah istri dari Abu Sufyan bin Harb, pemimpin Kota Makkah. Sosok ini menjadi istimewa justru karena masih banyak di antara umat Islam yang menganggapnya pemeran jahat sampai akhir perjalanan hidupnya.
Hindun binti Utbah memang punya sejarah yang pahit dengan Umat Islam. Dia, adalah wanita yang terang-terangan memusuhi Rasulullah ﷺ dari awal dakwah, mendukung penuh suaminya untuk menyerang Kaum Muslimin setelah keluarganya tewas di Perang Badar. Hindun sendiri bahkan ikut serta di Perang Uhud, menjadi orator yang membakar semangat pasukan musyrikin Quraisy.
Dia jugalah yang tercatat dalam banyak riwayat sejarah sebagai pelaku yang mencabik-cabik jantung dan hati Hamzah bin Abdul Muthalib, mengiris telinga beberapa syuhada Uhud dan memakannya mentah-mentah (meskipun perlu diingat bahwa ternyata riwayat Hindun memakan hati Hamzah belum ditemukan riwayat shahihnya). Mungkin karena itulah banyak yang menganggap orang seperti Hindun tak akan punya kesempatan bertaubat.
Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Hindun justru jadi contoh buat kita tentang bukti keindahan Islam. Ketika membebaskan Kota Makkah, Rasulullah ﷺ bisa saja membunuh Hindun, terlebih ketika beliau ﷺ ingat betapa menyakitkannya kabar ketika jasad pamannya dikoyak oleh Hindun. Namun fakta berkata lain, hari itu Hindun bertaubat dan Rasul ﷺ pun menerima baiatnya.
Detik-detik ketika Kota Makkah baru saja dibebaskan, berbondong-bondong wanita Quraisy mendatangi Rasul, menyatakan keislaman dan kesetiaan mereka pada Allah dan Rasul-Nya. Di tengah kerumunan wanita itu, tetiba hadir satu orang yang bercadar. Wanita itu mendatangi Rasul dan membuka cadarnya seraya berkata, "Wahai Rasul, Aku Hindun binti Utbah..."
Rasulullah ﷺ dengan bijaksana merespon, "marhaban biki" (selamat datang). Tak bisa dipungkiri, Rasulullah ﷺ pun tentu masih ingat betul ulah Hindun, namun di sinilah kita tahu bahwa Nabi kita adalah manusia luarbiasa. Pembebasan Makkah saja digelari dengan nama "Yaumul Marhamah" (kasih kasih dan sayang), maka Rasulullah ﷺ memaafkan Hindun dan menerima baiatnya.
Kalimat pertama Hindun setelah ia masuk Islam begitu jelas datang dari lubuk hatinya. Ia berkata pada Baginda Nabi ﷺ, "Sungguh wahai Rasul ﷺ, dulu tidak ada yang paling ku suka melebihi saat-saat ketika aku melihat engkau dan keluargamu dihinakan. Namun hari ini, tidak ada yang paling ku suka melebihi saat-saat ketika aku melihat engkau dan keluargamu dimuliakan." (Ath Thabaqat Al Kubra)
Sepulang Hindun dari menghadap Rasul ﷺ, ia langsung buru-buru menuju rumahnya, menghancurkan semua patung-patung berhala koleksinya sembari berkata lantang, "dulu kami tertipu oleh kalian! Dulu kami tertipu!"
Penyesalan Hindun akan masa lalunya membuat beliau selalu ingin memberikan tindakan terbaik untuk Islam. Itulah hal yang membuatnya ikut serta dalam pertempuran Yarmuk melawan Romawi saat usianya 52 tahun bersama suami dan keluarganya. Seakan-akan, Yarmuk menjadi ajang pembuktian keluarga Abu Sufyan bahwa mereka juga ingin memperjuangkan Islam sepenuh hatinya.
Hindun pun menjadi orator yang menyemangati Kaum Muslimin di hari itu, sebagaimana dulu ia pernah menyemangati musyrikin Quraisy di Perang Uhud. Syair-syair Hindun menghidupkan semangat mujahid. Kata-katanya menampar para lelaki untuk pantang mundur. Kalimatnya membuat pasukan muslimin makin berkobar menghadapi Romawi Timur. Ia, bersama Abu Sufyan berdiri tegak mencurahkan perhatiannya bagi kemenangan umat!
*Selengkapnya :
1. The Incredible Muslim, Edgar Hamas
2. Ath Thabaqat Al Kubra, Ibnu Sa'ad
3. Sirah Ibnu Hisyam, Ibnu Hisyam
0 komentar:
Posting Komentar