RENUNGAN MALAM
⬛️๐ฆ Curhat Hanya Kepada Allah
Semua orang pasti pernah merasakan sesuatu yang tidak diinginkan. Semua orang juga pasti mempunyai masalah dan problem kehidupan.
Di saat tertentu orang hidup bahagia dan senang, di saat yang lain pula boleh jadi sedih dan pilu. Dan ini adalah sunnatullah.
Dalam menyikapi masalah kehidupannya, orang memiliki beragam tindakan untuk memecahkannya. Ada yang mencurahkan perasaan dan uneg-unegnya kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada benda-benda mati.
Apalagi sering dijumpai tidak sedikit orang yang apabila mempunyai problem, selalu ia curhatkan di jejaring sosial seperti facebook atau twitter sehingga semua manusia mengetahuinya.
Ada pula seseorang yang status upated-nya adalah kegalauan hidup, seakan-akan tiada hari tanpa kebahagiaan. Semua yang ditulisnya adalah situasi mengerikan dalam hidupnya.
Masalah-masalah kepada teman, guru, orangtua, atau bahkan masalah rumah tangga pun diceritakannya di sana. Tak peduli apakah itu aib atau bukan.
Yang paling menyedihkan adalah tidak sedikit di antara kaum muslimin yang masih saja percaya kepada dukun dan peramal.
Sehingga tatkala ia memiliki masalah, yang pertama kali terbetik dalam hatinya adalah segera mendatangi dukun untuk mencari solusi. Sungguh ini adalah kelemahan dan kebodohan. Tidakkah mereka tahu bahwa orang yang mendatangi dukun itu bisa menyebabkan kekafiran?!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
ู َْู ุฃَุชَู ุนَุฑَّุงูุงً ุฃَْููุงِููุงَูุตَุฏََُّูู ุจِู َุง َُُْูููู ََููุฏْ ََููุฑَ ุจِู َุง ุฃُْูุฒَِู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ
“Siapa yang mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” [Riwayat Imam Ahmad dalam Al Musnad, Al Hakim dalam Al Mustadrak dan menilainya shahih, dan Al Baihaqi]
Sesungguhnya semua masalah itu tidak sepantasnya disebar dan diceritakan kepada setiap orang yang diadukannya. Cukup semua perkara yang dihadapi seorang muslim hanya dicurhatkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Seorang muslim hanya akan menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak kepada makhluk yang sama-sama lemah.
Oleh karena itu kita memiliki dzikir َูุง ุญََْูู َู َูุง َّููุฉّ ุฅَِّูุง ุจِุง ุงููู yang maknanya adalah tidak ada daya untuk menghindari kemaksiatan dan upaya untuk melakukan ketaatan kecuali kekuatan dari Allah.
Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih.
Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim,
َูุงَู ุฅَِّูู َุง ุฃَุดُْْูู ุจุซّْู َู ุญُุฒِْْูู ุฅَِูู ุงِููู
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)
Benar saja. Jika seseorang menampakkan dan mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka hal itu tidak meringankan kesedihan terdebut. Namun apabila seseorang mengadukan kesedihan itu kepada Allah, itu lah yang akan bermanfaat baginya.
Bagaimana tidak? Sedangkan Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu dalam sejumlah firman-Nya. Jika Anda berkehendak, bacalah dan renungkanlah beberapa firman Allah ini,
َู ุฅِุฐَุง ุณَุฃَََูู ุนِุจَุงุฏِู ุนَِّูู َูุฅِِّูู َูุฑِْูุจٌ ุฃُุฌِْูุจُ ุฏَุนَْูุฉَ ุงูุฏَّุงุนِ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงِู
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” [QS Al Baqarah: 186]
Perhatikanlah ayat ini. Di dalam Al Quran yang biasa memakai uslub soal-jawab, biasanya setelah disebutkan pertanyaan akan diikuti dengan kata-kata ُْูู (katakanlah), seperti dalam Al Baqarah: 189, 215, 217, dan banyak lagi.
Namun dalam ayat ini, Allah tidak menggunakan kata-kata ُูู (katakanlah), namun langusung menjawabnya, “َูุฅِِّูู َูุฑِْูุจٌ ุฃُุฌِْูุจُ …ุฅูุฎ.” Ini menunjukkan bahwa kedekatan dan janji Allah itu benar-benar haq.
Allah berfirman :
ََููุญُْู ุฃَْูุฑَุจُ ุฅَِِْููู ู ِْู ุญَุจِْู ุงَููุฑِْูุฏِ
“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS Qaf: 16]
Tentu saja kedekatan di sini adalah kedekatan ilmu, bukan Dzat Allah. Sebagaimana kesepakan Ahlussunnah wal Jama’ah.
Sedangkan kedekatan Allah itu ada dua, yaitu (1) kedekatan ilmu-Nya, dan (2) kedekatan-Nya dengan orang yang beribadah dan berdoa kepada-Nya dengan pengkabulan, pertolongan, dan taufik (lihat Taisirul Karimir Rahman).
Maka, sesungguhnya ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar baginya.
Jika Allah saja dekatnya sedemikian, maka tidak perlu lagi mencari tempat-tempat curhat dan mengeluhkan problem kepada selain-Nya.
Karena, “Bukankah Allah itu cukup untuk hamba-Nya.” [QS Az Zumar: 36]
Diriwayatkan bahwa dahulu di zaman salaf, segala perkara yang mereka hadapi, kecil atau besar, selalu diadukan kepada Allah. Sampai garam dapur pun, mereka meminta kepada Allah.
Atau sebagian riwayat, sampai tali sandal yang terpuus pun, diadukan kepada Allah.
Rasulullah sendiri mengajarkan kepada keponakannya yang masih kecil agar hanya meminta dan memohon kepada Allah, “Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah” [Riwayat At Tirmidzi. Beliau berkomentar, “(Hadits ini) hasan shahih.”]
Jika anak kecil saja diajarkan seperti itu, bagaimana yang lainnya? Tentu lebih lagi.
Inilah potret pendidikan Rasulullah, yaitu menanamkan akidah yang benar kepada umatnya sejak kecil agar terpatri kuat di sanubari orang tersebut. Dan pendidikan macam inilah yang seharusnya ditiru oleh para orangtua mana pun.
Demikian juga dengan orang yang dirundung bingung antara dua pilihan, jika ia harus memilih.Seluruh ajaran Islam adalah penyeraad diri kepada Allah.
Segala masalah harus diserahkan kepada Allah, tidak kepada selain-Nya.
Ketika Anda tertimpa sakit, hendaknya yang pertama kali terbetik dalam hati Anda adalah segera kembali kepada Allah ‘Azza wa Jall.
ุฃَู ِْู ُูุฌِْูุจُ ุงูู ُุถْุทَุฑَّ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงُู َู َْููุดُِู ุงูุณُّْูุกَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.” [QS. An Naml: 62]
Ini semua bukan berarti tidak boleh sama sekali meminta pendapat kepada orang lain. Karena Allah sendiri juga berfirman yang artinya, “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam perkara itu.” [QS Ali ‘Imran: 159] Akan tetapi, mana yang ia dahulukan. Datang mengadu kepada Allah dahulu, atau mendatangi manusia untuk berkeluh kesah.
Berikut saya kutipkan beberapa hadits beserta sedikit penjelasannya yang berkaitan dengan doa, agar Anda menjadi semakin yakin bahwa kekuatan itu ada pada doa. Dan sesungguhnya seluruh makhluk itu lemah, kecuali orang yang mau berdoa.
Bahkan benda-benda mati pun berdoa dan berdzikir, sebagaiman pernyataan Allah dalam surat Al Isra’ ayat 44. Maka jika benda yang tidak berakal saja terus bertasbih dan mengingat-Nya, bagaimana pula dengan manusia yang berakal?!
ูุง َูุฑُุฏُّ ุงَููุถَุงุก ุฅูุง ุงูุฏُّุนَุงุก
“Tidak ada yang dapat menolak qadha’ kecuali doa.” [Riwayat At Tirmidzi, Ibnu Hibban, dari hadits Salman Al Farisi. Dinilai shahih oleh Ibnu Hibban. Dikeluarkan juga Al Hakim, dinilainya shahih. At Tirmidzi mengatakan, “Hasan gharib.” Dan tidak menilanya shahih, karena dalam sanadnya terdapat Abu Maudud Al Bashri yang namany adalah Fidhdhah. Abu Hatim berkata,”Dha’if.” Juga ditakhrij oleh Ath Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kubra dan Adh Dhiya’ dalam Al Mukhtarah. Lihat Tuhfatudz Dzakirin hal. 29]
Al Qadhi Asy Syaukani rahimahullah berkata, “Di dalamnya terdapat dalil bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala menolak dengan doa sesuatu yang telah Dia tetapkan atas seorang hamba. Dalam mas-alah ini telah diriwayatkan banyak hadits. Dan yang menguatkan adalah firman Allah yang artinya, ‘Allah menghapus apa yang dikehendaki-Nya dan menetapkan (apa yang dikehendaki-Nya). Dan di sisi-Nya terdapat ummul kitab.”
َْููุณَ ุดَْูุกٌ ุฃَْูุฑَู َ ุนََูู ุงِููู ู َِู ุงูุฏُّุนَุงุกِ
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di sisi Allah dari doa” [Direkam oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Al Bukhari dalam Tarikh-nya, At Tirmidzi dalam Jami’-nya, dan Ibnu Majah, Al Hakim dalam Mustadrak-nya, dari hadits Ibunda ‘Aisyah. Al Hakim menilainya shahih, dan disepakati oleh Adz Dzahabi]
Al ‘Allamah Abul ‘Ula Muhammad bin ‘Abdurrahman Al Mubarakfuri rahimahullah mengatakan dalam syarahnya, Tuhfatul Ahwadzi [2421], “Karena di dalamnya (yaitu doa) terdapat penampakkan kefakiran, ketidakmampuan, penghinaan (diri), dan pengakuan terhadap kekuatan dan kemampuan (kudrat) Allah.”
Oleh karena doa itu sesuatu yang mulia di sisi Allah, maka tidak heran jika Rasulullah juga bersabda:
ู َْู َูู ْ َูุณْุฃَِู ุงููู َูุบْุถَุจْ ุนََْููู
“Siapa yang tidak meminta kepada Allah, Dia akan murka kepadanya” [Riwayat At Tirmidzi dan Al Hakim, dari hadits Abu Hurairah]
Hadits ini senada dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [QS Ghafir: 60]
Rasulullah shalawaturrabbi wa salamuh ‘alaih juga pernah bersabda:
َูุง ุชَุนْุฌِุฒُْู ِูู ุงูุฏُّุนَุงุกِ َูุฅُِّูู َْูู ََِْูููู ู َุนَ ุงูุฏُّุนَุงุกِ ุฃَุญَุฏٌ
“Jangan kalian lemah (sedikit) dalam berdoa. Karena tidak akan binasa orang yang selalu berdoa.” [Direkam oleh Ibnu Hibban dalam Ash Shahih, Al Hakim dalam Al Mustadrak, Adh Dhiya’ dalam Al Mukhtarah. Ketiganya menilainya shahih. Lihat Tuhfatudz Dzakirinhal. 31]
Allahu a’lam.
Semoga shalawat beriringan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, shahabat, dan siapa saja yang senantiasa mengikuti mereka dengan baik hingga kiamat kelak.
—
๐ป *SPIRIT TAHAJUD (001) 0101*๐ป
*Doa dan Munajat Keselamatan kepada Allah di Tahun Baru*
ุจุณู ุงููู ุงูุฑุญู ู ุงูุฑุญูู . ุงูุญู ุฏ ููู ุฑุจ ุงูุนุงูู ูู . ุงูููู ุตู ู ุณูู ู ุจุงุฑู ุนูู ู ุญู ุฏ ู ุนูู ุงูู ู ุงุตุญุงุจู ุงุฌู ุนูู .
ุงَُูููู َّ ุงَِّูุง َูุณْุฆََُูู ุณَูุงَู َุฉً ِูู ุงูุฏِِّْูู َูุนَุงَِููุฉً ِูู ุงْูุฌَุณَุฏِ َูุฒَِูุงุฏَุฉً ِูู ุงْูุนِْูู ِ َูุจَุฑََูุฉً ِูู ุงูุฑِّุฒِْู َูุชَْูุจَุฉً َูุจَْู ุงْูู َْูุชِ َูุฑَุญْู َุฉً ุนِْูุฏَ ุงْูู َْูุชِ َูู َุบِْูุฑَุฉً ุจَุนْุฏَ ุงْูู َْูุชِ. ุงَُูููู َّ َِّْููู ุนَََْูููุง ِْูู ุณََูุฑَุงุชِ ุงْูู َْูุชِ َูุงَّููุฌَุงุฉَ ู َِู ุงَّููุงุฑِ َูุงْูุนََْูู ุนِْูุฏَ ุงْูุญِุณَุงุจِ
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut."
"Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab"
ุงَُّูููู َّ ุฃْูุชَ ุฑَุจّู ูุง ุฅَِูู ุฅِูุงَّ ุฃَْูุชَ ุฎََْููุชَِูู ูุฃูุง ุนَุจْุฏَُู ูุฃูุง ุนูู ุนَْูุฏَِู ََููุนْุฏَِู ู ุง ุงุณْุชَุทَุนْุชُ ุฃَุนُูุฐُ ุจَِู ู ِْู ุดَุฑّ ู َุง ุตََูุนْุชُ ุฃุจُูุกُ ََูู ุจِِูุนْู َุชَِู ุนَّูู ูุฃุจُูุกُ ุจِุฐَْูุจู ูุงุบِْูุฑْ ูู ูุฅَُّูู ูุง َูุบِْูุฑُ ุงูุฐُُّููุจَ ุฅِูุงَّ ุฃْูุชَ
“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku. Tiada Ilah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janjimu dan berusaha menunaikan janjiku padamu sekuat tenagaku. Aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan jelekku. Aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui segala dosa yang pernah aku perbuat. Maka, ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah.”
ุงََُّูููู َّ ุฅِِّูุง ูุณْุฃََُูู ุจِุฃَِّููุง ูุดَْูุฏُ ุฃَََّูู ุฃَْูุชَ ุงُููู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุฃَْูุชَ ุงูุฃَุญَุฏُ ุงูุตَّู َุฏُ ุงَّูุฐِู َูู ْ َِููุฏْ ََููู ْ َُูููุฏْ ََููู ْ َُْููู َُูู ًُُูููุง ุฃَุญَุฏٌ
Ya Allah, kami mohon kepadaMu dengan bersaksi, bahwa Engkau adalah Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, Maha Esa, tidak membutuhkan sesuatu tapi segala sesuatu butuh kepadaMu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada sekutu bagi-Nya
ุจِุณْู ِ ุงููู، ุฃุนُูุฐُ ุจِุนِุฒَّุฉِ ุงููู َُููุฏْุฑَุชِู ู ِْู ุดَุฑِّ ู َุง ุฃَุฌِุฏُ ู ِْู َูุฌْุนِู َูู َุฑَุถِู َูุฐุง َูุฃُุญَุงุฐِุฑ
Bismillah. Aku berlindung dengan keagungan Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan pedih dan sakit yang aku rasakan ini dan aku hindari.
ุงَُّูููู َّ ุฑَุจَّ ุงَّููุงุณِ، ู ُุฐِْูุจِ ุงْูุจَุงุณ، ุฃَْูุชَ ุงูุดَّุงِูู ูุง ุดَِูุงุกَ ุฅِูุง ุดَِูุงุคَُู، ุดَِูุงุกً ูุง ُูุบَุงุฏِุฑُ ุณََูู ًุง
Ya Allah, Tuhan manusia, Penghilang kesulitan, Engkau adalah Zat Yang menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan sakit.
ุจِุณْู ِ ุงَِّููู ุงَّูุฐِู َูุง َูุถُุฑُّ ู َุนَ ุงุณْู ِِู ุดَْูุกٌ ِูู ุงْูุฃَุฑْุถِ ََููุง ِูู ุงูุณَّู َุงุกِ ََُููู ุงูุณَّู ِูุนُ ุงْูุนَِููู ُ
(Aku berlindung) dengan Nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu di bumi dan di langit yang bisa membahayakan. Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
ุฃَุนُูุฐُ ุจَِِููู َุงุชِ ุงَِّููู ุงูุชَّุงู َّุงุชِ ู ِْู ุดَุฑِّ ู َุง ุฎَََูู
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya.
ุงَُّٰูููู َّ ุณَِّูู َْูุง َูุงْูู ُุณِْูู َِْูู َูุนَุงَِููุง َูุงْูู ُุณِْูู َِْูู َูุงَِْูููุง َูุฅَِّูุงُูู ْ ู ِْู ุดَุฑِّ ู َุตَุงุฆِุจِ ุงูุฏَُّْููุง َูุงูุฏِِّْูู
Ya Allah, selamatkanlah kami dan orang-orang muslim. Sejahterakanlah kami dan orang-orang muslim. Peliharalah kami dan mereka dari keburukan musibah dunia dan agama.
ุงُّูููู َّ ุนَุงَِููุง ูู ุฃุจْุฏَุงِููุงَ َูุนَุงِููุงَ ูู ุฃุณْู َุงุนَِูุง َูุฃุจْุตَุงุฑَِูุง. َูุนَุงِููุงَ َูุงุนُْู ุนَูุงَّ َูุงุฑْุญَู َْูุง..
Ya Allah sehatkan badan kami, sehatkan pendengaran dan penglihatan kami. Beri kesehatan kepada kami. Ampuni dan kasihi kami.
ุงَُّูููู َّ ุฅِّูุง َูุนُูุฐُ ุจَِู ู َِู ุงْูุจَุฑَุตِ، َูุงْูุฌُُِููู، َูุงْูุฌُุฐَุงู ِ، َูู ِْู ุณَِّูุฆِ ุงูุฃَุณَْูุงู ِ
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, dan kusta, dan penyakit buruk lainnya.
َููุนُูุฐُ ุจَِู ู ِْู ุฌَْูุฏِ ุงْูุจََูุงุกِ، َูุฏَุฑَِู ุงูุดََّูุงุกِ، َูุณُูุกِ ุงَْููุถَุงุกِ، َูุดَู َุงุชَุฉِ ุงْูุฃَุนْุฏَุงุกِ
Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari beratnya musibah, kesengsaraan yang terus-menerus, buruknya qadha, dan kegembiraan musuh atas musibah yang menimpa.
ุงََُّูููู َّ ุงุฏْْูุน ْุนََّูุง ุงْูุจَูุงَุกَ ูุงْูุบَูุงَุกَ َูุงَْููุจุงَุกَ َูุงُูููุฑَُููุง َูุบَุจุฑََูุง ู َุงูุงَ َูุฏَْูุนُُู ุบَْูุฑُู َูุง َُِّููู َูุง ู َุชِูู
ََููุง ุฑَุจَّ ุงْูุนَุงَูู ِูู
Ya Allah, hindarkan kami cobaan hidup, kekurangan pangan, wabah penyakit, corona dan yang lain yang tidak bisa ditangkal oleh selain-Mu, Wahai Yang Mahakuat dan Mahakokoh. Wahai Tuhan Semesta alam
ูุงَ ุฅََِูู ุฅِูุงَّ ุฃَْูุชَ ุณُุจْุญَุงََูู ุฅِّูุง َُّููุง ู َِู ุงูุธَّุงِูู َِูู
Tiada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Kami termasuk orang yang berbuat zalim
ุงَُّูููู َّ ุฅِِّูุง ุฃูุนُูุฐُ ุจَِู ู ِْู ุฒََูุงِู ِูุนْู َุชَِู َูุชَุญَُِّูู ุนَุงَِููุชَِู َُููุฌَุงุกَุฉِ ِْููู َุชَِู َูุฌَู ِูุนِ ุณَุฎَุทِู
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari musnahnya nikmat-Mu, berubahnya kesehatan dari-Mu, cepatnya siksa-Mu, dan semua murka-Mu.
ุฑَุจََّูุง ุธََูู َْูุง ุฃَُููุณََูุง َูุฅِู َّูู ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْุญَู َْูุง ََََُّูููููู ู َِู ุงْูุฎَุงุณِุฑَِูู
Wahai Tuhan, kami telah zalim kepada diri kami. Bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami, tentu kami termasuk orang yang merugi
ุฑَุจََّูุง ุขَุชَِูุง ِูู ุงูุฏَُّْููุง ุญَุณََูุฉً َِููู ุงْูุขَุฎِุฑَุฉِ ุญَุณََูุฉً ََِูููุง ุนَุฐَุงุจَ ุงَّููุงุฑِ
Wahai Tuhan, beri kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Jauhkan kami dari siksa neraka
ูุตูู ุงููู ุนูู ุณูุฏูุง ู ุญู ุฏ ูุนูู ุขูู ูุตุญุจู ุฃุฌู ุนูู. ุณุจุญุงู ุฑุจู ุฑุจ ุงูุนุฒุฉ ุนู ุง ูุตููู ู ุณูุงู ุนูู ุงูู ุฑุณููู. ูุงูุญู ุฏ ููู ุฑุจ ุงูุนุงูู ูู
*Jadwal Puasa Sunnah Bulan Januari-Desember 2022*
*A. Puasa Januari 2022*
Puasa Senin Kamis
3 Januari (29 Jumadil Awal)
6 Januari (4 Jumadil Akhir)
10 Januari (7 Jumadil Akhir)
13 Januari (10 Jumadil Akhir)
17 Januari (14 Jumadil Akhir)
20 Januari (17 Jumadil Akhir)
24 Januari (21 Jumadil Akhir)
27 Januari (24 Jumadil Akhir)
31 Januari (28 Jumadil Akhir)
Puasa Ayyamul Bidh Jumadil Akhir
16 Januari (13 Jumadil Akhir)
17 Januari (14 Jumadil Akhir)
18 Januari (15 Jumadil Akhir)
*B. Puasa Februari 2022*
Puasa Senin Kamis
3 Februari (2 Rajab)
7 Februari (8 Rajab)
10 Februari (9 Rajab)
14 Februari (13 Rajab)
17 Februari (16 Rajab)
21 Februari (20 Rajab)
24 Februari (23 Rajab)
28 Februari (27 Rajab)
Puasa Ayyamul Bidh Rajab
14 Februari (13 Rajab)
15 Februari (14 Rajab)
16 Februari (15 Rajab)
*C. Puasa Maret 2022*
Puasa Senin Kamis
3 Maret (30 Rajab)
7 Maret (4 Sya'ban)
10 Maret (7 Sya'ban)
14 Maret (11 Sya'ban)
17 Maret (14 Sya'ban)
21 Maret (18 Sya'ban)
24 Maret (21 Sya'ban)
28 Maret (25 Sya'ban)
31 Maret (28 Sya'ban)
Puasa Ayyamul Bidh Sya'ban
16 Maret (13 Sya'ban)
17 Maret (14 Sya'ban)
18 Maret (15 Sya'ban)
Puasa Nisfu Sya'ban
18 Maret (15 Sya'ban)
*D. Puasa April 2022*
Bulan Ramadhan.
*E. Puasa Mei 2022*
Puasa Syawal
3-31 Mei (2-30 Syawal)
Puasa Senin Kamis
9 Mei (8 Syawal)
12 Mei (11 Syawal)
16 Mei (15 Syawal)
19 Mei (18 Syawal)
23 Mei (22 Syawal)
26 Mei (25 Syawal)
30 Mei (29 Syawal)
Puasa Ayyamul Bidh Syawal
14 Mei (13 Syawal)
15 Mei (14 Syawal)
16 Mei (15 Syawal)
*F. Puasa Juni 2022*
Puasa Senin Kamis
6 Juni (6 Dzulqaidah)
9 Juni (9 Dzulqaidah)
13 Juni (13 Dzulqaidah)
16 Juni (16 Dzulqaidah)
20 Juni (20 Dzulqaidah)
23 Juni (23 Dzulqaidah)
27 Juni (27 Dzulqaidah)
30 Juni (1 Dzulhijah)
Puasa Ayyamul Bidh Dzulqaidah
13 Juni (13 Dzulqaidah)
14 Juni (14 Dzulqaidah)
15 Juni (15 Dzulqaidah)
*G. Puasa Juli 2022*
Puasa Tarwiyah
7 Juli (8 Dzulhijah)
Puasa Arafah
8 Juli (9 Dzulhijah)
Puasa Senin Kamis
4 Juli (5 Dzulhijah)
7 Juli (8 Dzulhijah)
11 Juli (12 Dzulhijah)
14 Juli (15 Dzulhijah)
18 Juli (19 Dzulhijah)
21 Juli (22 Dzulhijah)
25 Juli (26 Dzulhijah)
28 Juli (29 Dzulhijah)
Puasa Ayyamul Bidh Dzulhijjah
13 Juli (13 Dzulhijah)
14 Juli (14 Dzulhijah)
15 Juli (15 Dzulhijah)
*H. Puasa Agustus 2022*
Puasa Tasu'a
7 Agustus (9 Muharam)
Puasa Asyura
8 Agustus (10 Muharam)
Puasa Senin Kamis
1 Agustus (3 Muharam)
4 Agustus (6 Muharam)
8 Agustus (10 Muharam)
11 Agustus (13 Muharam)
15 Agustus (17 Muharam)
18 Agustus (20 Muharam)
22 Agustus (24 Muharam)
25 Agustus (27 Muharam)
29 Agustus (1 Shafar)
Puasa Ayyamul Bidh Muharram
11 Agustus (13 Muharam)
12 Agustus (14 Muharam)
13 Agustus (15 Muharam)
*I. Puasa September 2022*
Puasa Senin Kamis
1 September (4 Shafar)
5 September (8 Shafar)
8 September (11 Shafar)
12 September (15 Shafar)
16 September (19 Shafar)
19 September (22 Shafar)
22 September (25 Shafar)
26 September (29 Shafar)
29 September (3 Rabiul Awal)
Puasa Ayyamul Bidh Rabi'ul Awal
10 September (13 Shafar)
11 September (14 Shafar)
12 September (15 Shafar)
*J. Puasa Oktober 2022*
Puasa Senin Kamis
3 Oktober (7 Rabiul Awal)
6 Oktober (10 Rabiul Awal)
10 Oktober (14 Rabiul Awal)
13 Oktober (17 Rabiul Awal)
17 Oktober (21 Rabiul Awal)
20 Oktober (24 Rabiul Awal)
24 Oktober (28 Rabiul Awal)
27 Oktober (1 Rabiul Akhir)
31 Oktober (5 Rabiul Akhir)
Puasa Ayyamul Bidh Rabiul Awal
9 Oktober (13 Rabiul Awal)
10 Oktober (14 Rabiul Awal)
11 Oktober (15 Rabiul Awal)
*K. Puasa November 2022*
Puasa Senin Kamis
3 November (8 Rabiul Akhir)
7 November (12 Rabiul Akhir)
10 November (15 Rabiul Akhir)
14 November (19 Rabiul Akhir)
17 November (22 Rabiul Akhir)
21 November (26 Rabiul Akhir)
24 November (29 Rabiul Akhir)
28 November (4 Jumadil Awal)
Puasa Ayyamul Bidh Rabiul Akhir
8 November (13 Rabiul Akhir)
9 November (14 Rabiul Akhir)
10 November (15 Rabiul Akhir)
*L. Puasa Desember 2022*
Puasa Senin Kamis
1 Desember (7 Jumadil Awal)
5 Desember (11 Jumadil Awal)
8 Desember (14 Jumadil Awal)
12 Desember (18 Jumadil Awal)
15 Desember (21 Jumadil Awal)
19 Desember (25 Jumadil Awal)
22 Desember (28 Jumadil Awal)
26 Desember (2 Jumadil Akhir)
29 Desember (5 Jumadil Akhir)
Puasa Ayyamul Bidh Jumadil Awal :
7 Desember (13 Jumadil Awal)
8 Desember (14 Jumadil Awal)
9 Desember (15 Jumadil Awal)
*Semoga kita mampu melaksanakannya dengan penuh keikhlasan & hanya mengharapkan ridho Allah SWT, dikuatkan, dimudahkan & dilancarkan selama berpuasa*. Aamiin...
*WAKTUNYA UNTUK SHOLAT TAHAJUD*_
*Selamat menunaikan Sholat Tahajud, semoga Allah Azza wa Jalla memberikan kita kemuliaan di dunia dan akhirat...*
*Aamiin Ya Rabb.*
0 komentar:
Posting Komentar