Islamic Parenting Ideologis IPI#12
Pacaran remaja dan cara mengatasinya
Ridha Allah terletak pada Ridha orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan orang tua. Sekuat apapun orang tua melarang anak mencintai lawan jenis, takkan menghilangkan cinta anak kepada lawan jenis. Sudahkah cinta antara kita sebagai orang tua kepada anak menjadi sebuah cinta yang suci dan sejati? Mungkin belum. Apa sih cinta sejati itu? Cinta sejati adalah mencintai seseorang karena Allah SWT, dalam hal ini kepada anak.
Suatu shubuh ada seorang ayah hendak berangkat shalat subuh ke masjid melihat anak lelakinya tertidur pulas. Kemudian saking cintanya kepada anak, sang ayah tak tega membangunkan dan mengajaknya jamaah subuh di masjid. Sungguh sang ayah perlu mendalami dan mengevaluasi cintanya kepada anak.
Boleh orang tua membahagiakan anak dengan mengabulkan permintaan anak. Namun cinta sejati adalah memberikan masa depan akhirat anak yang cemerlang membahagiakan. Meskipun semuanya atas kuasa Allah SWT. Allah SWT maha Adil terhadap makhluknya. Langkah kecil terhadap anak InsyaAllah memberikan efek besar kepada anak dalam kehidupannya kelak.
Mencintai lawan jenis adalah kewajaran pada manusia. Namun pacaran atas dasar cinta merupakan suatu keharaman. Cinta sejati kepada anak sejak kecil jika tidak dilakukan akan berefek pada susahnya mengajak anak menjauhi larangan Allah saat dewasa meskipun semua atas kuasa Allah SWT.
Anak mendapatkan cinta sejati sejak kecil dari orang tua. Kemudian anak selalu cinta kepada Allah. Namun disaat dewasa setelah terpapar pengaruh lingkungan menjadi berubah lebih buruk. Sungguh keluarga saja sangat berat membentengi anak dari pengaruh buruk.
Dakwah kepada masyarakat sejatinya manfaatnya akan kembali kepada sang dai(orang tua). Baik secara langsung maupun tidak langsung di dunia maupun di akhirat. Saat masyarakat sudah berpegang pada nilai agama, orang tua akan lebih tentram sebaliknya jika masyarakat jauh dari nilai agama orang tua bisa galau. Dakwah adalah kewajiban kita semua dan bukanlah suatu hal yang muluk muluk.
Pola pikir dan pola sikap anak terbentuk dalam jangka waktu tertentu dan ditentukan oleh kondisi keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai orang tua, warga masyarakat dan warga negara yang baik kita harus memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tak langsung. Dakwah mengajarkan kita bahwa tidak ada aturan lain selain aturan tuhan yang sempurna. Lantas mengusahakan kehidupan Islami merupakan hal yang wajib diperjuangkan demi anak kita masyarakat kita dan negara kita yang kita cintai.
Wallahu a'lam bishawab
Yugo Triawanto
Pemerhati perilaku anak.
Pacaran remaja dan cara mengatasinya
Ridha Allah terletak pada Ridha orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan orang tua. Sekuat apapun orang tua melarang anak mencintai lawan jenis, takkan menghilangkan cinta anak kepada lawan jenis. Sudahkah cinta antara kita sebagai orang tua kepada anak menjadi sebuah cinta yang suci dan sejati? Mungkin belum. Apa sih cinta sejati itu? Cinta sejati adalah mencintai seseorang karena Allah SWT, dalam hal ini kepada anak.
Suatu shubuh ada seorang ayah hendak berangkat shalat subuh ke masjid melihat anak lelakinya tertidur pulas. Kemudian saking cintanya kepada anak, sang ayah tak tega membangunkan dan mengajaknya jamaah subuh di masjid. Sungguh sang ayah perlu mendalami dan mengevaluasi cintanya kepada anak.
Boleh orang tua membahagiakan anak dengan mengabulkan permintaan anak. Namun cinta sejati adalah memberikan masa depan akhirat anak yang cemerlang membahagiakan. Meskipun semuanya atas kuasa Allah SWT. Allah SWT maha Adil terhadap makhluknya. Langkah kecil terhadap anak InsyaAllah memberikan efek besar kepada anak dalam kehidupannya kelak.
Mencintai lawan jenis adalah kewajaran pada manusia. Namun pacaran atas dasar cinta merupakan suatu keharaman. Cinta sejati kepada anak sejak kecil jika tidak dilakukan akan berefek pada susahnya mengajak anak menjauhi larangan Allah saat dewasa meskipun semua atas kuasa Allah SWT.
Anak mendapatkan cinta sejati sejak kecil dari orang tua. Kemudian anak selalu cinta kepada Allah. Namun disaat dewasa setelah terpapar pengaruh lingkungan menjadi berubah lebih buruk. Sungguh keluarga saja sangat berat membentengi anak dari pengaruh buruk.
Dakwah kepada masyarakat sejatinya manfaatnya akan kembali kepada sang dai(orang tua). Baik secara langsung maupun tidak langsung di dunia maupun di akhirat. Saat masyarakat sudah berpegang pada nilai agama, orang tua akan lebih tentram sebaliknya jika masyarakat jauh dari nilai agama orang tua bisa galau. Dakwah adalah kewajiban kita semua dan bukanlah suatu hal yang muluk muluk.
Pola pikir dan pola sikap anak terbentuk dalam jangka waktu tertentu dan ditentukan oleh kondisi keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai orang tua, warga masyarakat dan warga negara yang baik kita harus memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tak langsung. Dakwah mengajarkan kita bahwa tidak ada aturan lain selain aturan tuhan yang sempurna. Lantas mengusahakan kehidupan Islami merupakan hal yang wajib diperjuangkan demi anak kita masyarakat kita dan negara kita yang kita cintai.
Wallahu a'lam bishawab
Yugo Triawanto
Pemerhati perilaku anak.
0 komentar:
Posting Komentar