*BEBAN BERAT MASYARAKAT (BBM) NAIK*
Oleh Imam Basuki (Syabab HTI Bojonegoro)
Lagu di negeri ini masih sama: ‘sungguh teganya dirimu teganya’. Tahun baru harapan tak baru. Sebaliknya menjadi kabar duka bagi umat manusia. Kado politik di awal tahun begitu pahit. Tarif STNK dan BPKB naik 30%, tarif listrik pun menyegat naik untuk pelanggan 900 watt, dan beberapa jenis BBM naik. Lagi-lagi rakyat tercekik dan menjerit. Mirip sandal jepit.
Hati nurani penguasa nampaknya tak peduli dengan beragam penderitaan rakyat. Bahkan komentarnya enteng serta menyakitkan:”masak BBM naik Rp 300 gak kuat?” Itulah gambaran penguasa dalam sistem demokrasi berbaju kapitalisme. Keberpihakannya tidak lagi kepada rakyat sebagai pihak yang harus diurusi kebutuhannya. Sebaliknya berpihak kepada segelintir orang dan kalangan pemodal. Kondisi itu seperti gambaran simbiosis mutualisme ‘Peng-Peng” (Penguasa-Pengusaha). Kekayaan hanya berputar di kalangan mereka. Sementara itu rakyat memble sambil menopang dagunya. Gambaran itu juga nampak di Bojonegoro. Seharusnya blok Cepu yang milik rakyat bukan diserahkan kepada asing yakni Exxon Mobile. Karena itu milik rakyat dan negaralah yang harus menegelola. Akibatnya, rakyat Bojonegoro belum sejahterah dan angka pengangguran serta kemiskinan masih tinggi.
Penderitaan ini tiada berakhir jika tidak ada perubahan sistemik. Umat tidak butuh perubahan parsial. Karena tata kelola di negeri ini masih menggunakan aturan manusia yang lemah dan serba membingungkan. Semestinya. Indonesia Kaya SDA ini mampu memberikan kesejahteraan dan keberkahan bagi penduduknya. Hidup makmur sejahterah bukan impian di negeri ini. Gemah ripah loh jinawi bukan saja kata pelipur lara. Bagi umat yang masih percaya ada sistem yang lebih amanah dan berkah. Itulah syariah Islam dalam Khilafah. Yuk, akhiri derita umat ini dengan turut berjuang mewujudkan keduanya. Jangan biarkan BBM naik kembali. Kasihan rakyat.
0 komentar:
Posting Komentar