55: *Gerakan Bersama Shaum Sunnah Syawal Bersama Keluarga*
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
_*Energizer Sahur Shaum Sunnah 6 Hari Di Bulan Syawal*_
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
_Hari ke-04_
*Ayo Terus Taat Pada Allah !*
*Sebuah Renungan Untuk Para Juara Sejati dan Calon Pemimpin Sejati Beserta Ibunda dan Ayahandanya*
*Pastikan Mimpi Besar Kita Bisa Membuat Istiqomah*
*Anandas...*
Masih tentang istiqomah. Menjaga istiqomah itu memang bukanlah perkara mudah. Kalau ringan namanya istirahat... Hehehe.
Istiqomah perlu azzam yang kuat karena Allah, perlu lingkungan dan teman yang senantiasa menarik ke akherat, dan perlu belajar banyak dari orang-orang pilihan Allah yang sudah berhasil melaksanakannya.
Hari ini ijinkan untuk berbagi cerita tentang seorang sahabat Nabi yang berusaha istiqomah dalam ketaatan kepada Rasulullah SAW dan Allah Swt sebagai orientasi hidupnya.
Sebagian kita mungkin belum akrab dengan nama Abdullah Dzul Bijadain. Namun setelah membaca kisahnya, yg tumbuh adalah kekaguman. Betapa para sahabat Nabi, keterbatasan tak menghalangi mereka dari beramal dan berjuang. Mereka generasi yang berkarakter samina wa athona. Kami dengar dan kami taat. Tanpa tapi, tanpa nanti!
Para sahabat adalah generasi terbaik umat ini. Mereka laksana bintang gemintang. Kepada siapa pun kita melihat dari kalangan sahabat, di sana ada cahaya kemuliaan dan keteladanan. Buah dari tarbiyah Rasulullah, sang teladan terbaik di alam semesta.
Usai shalat Subuh, Rasulullah SAW biasa menyalami para sahabatnya. Dan pagi itu, ada wajah baru di Masjid Nabawi.
_"Engkau siapa?"_ tanya Rasulullah kepada laki-laki yg mengenakan pakaian kasar dan sangat sederhana. Sarung dan bajunya tampak terbuat dari kain yg sama, warnanya juga tak berbeda.
Laki-laki itu kemudian mengisahkan perjalanannya.
_"Namaku Abdul Uzza. Aku hidup bersama pamanku di Muzaniyah. Cukup lama aku merahasiakan keislamanku. Hingga kemarin ketika pamanku mengetahui, ia mengusirku. Ia meminta kembali seluruh pemberiannya, bahkan baju yang aku kenakan. Aku serahkan bajuku saat itu juga. Lalu aku pulang ke ibuku dan ia memotong kain kasar ini menjadi dua. Satu untuk sarungku, satu untuk baju."_
_"Kalau begitu mulai hari ini namamu adalah Abdullah Dzul Bijadain, hamba Allah yg mengenakan dua kain kasar. Allah telah mengganti 2 kain itu dengan tempat tinggal dan kain di dalam surga yg dapat kau pakai kapanpun kau suka dan dapat kau gunakan kapanpun kau suka.”_ Masya Allah.
Hari berganti hari, waktu berjalan cepat hingga tahun pun berganti. Abdullah Dzul Bijadain senantiasa bersemangat mengamalkan dan memperjuangkan Islam. Keterbatasan tak menghalanginya untuk membersamai Rasulullah.
Bersama beberapa sahabat lain, ia menjadi ahlus suffah. Tinggal di Masjid Nabawi karena tak punya rumah. Namun justru dengan cara itulah, Abdullah Dzul Bijadain lebih dekat kepada Rasulullah dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar kepada Beliau SAW tentang agama ini.
Keterbatasan ekonomi juga tak menyurutkan semangat jihad Abdullah Dzul Bijadain. Dalam setiap kesempatan jihad, ia menginginkan syahid fi sabilillah. Syahid di jalan Allah adalah cita-cita tertingginya. Persis slogan para mujahidin: Asy asyahid fi sabilillah asma amanina.
Menjelang perang Tabuk pada tahun kesembilan hijrah, ia meminta doa Rasulullah. _"Ya Rasulullah, doakan aku terbunuh pada perang ini hingga memperoleh mati syahid."_
_"Tidak. Engkau tidak akan terbunuh. Tetapi jika engkau sakit demam lantas wafat, engkau mati syahid,"_ jawab Sang Rasul waktu itu.
Dan benar. Perang Tabuk dimenangkan tanpa pertempuran. Abdullah Dzul Bijadain tidak terbunuh.
Namun ketika hendak kembali ke Madinah, Abdullah Dzul Bijadain demam... Hingga suatu malam, Abdullah bin Mas’ud mendengar ada suara orang menggali tanah. Terlihat cahaya di tempat yg agak jauh dari kemahnya.
Abdullah bin Mas’ud lantas pergi ke sana untuk melihat apa yang gerangan terjadi. Rupanya Rasulullah SAW sedang menggali makam sendiri, sementara Abu Bakar dan Umar memegangi lilin untuk menerangi Rasulullah SAW.
Abdullah bin Mas’ud lalu bertanya, _"Mengapa Rasulullah SAW menggali sendiri sementara Abu Bakar dan Umar hanya diam memegangi lilin?"_ Ternyata Rasulullah SAW memang ingin menggali sendiri.
Rasulullah SAW pun meletakkan jasad itu ke dalam kubur dengan kedua tangannya sendiri. Air mata Beliau pun menetes membasahi kain kafan Abdullah.
Rasulullah SAW menguburkannya dengan kedua tangannya yang mulia dan berdoa, _"Ya Allah, hari ini aku ridha kepadanya, maka ridhailah ia."_ Masya Allah doa istimewa itu keluar dari lisan Rasulullah untuk Abdullah Dzul Bijadain.
Abdullah bin Mas’ud sangat menginginkan doa itu. _"Seandainya jenazah itu adalah jenazahku,"_ kata sahabat ahli tafsir itu. Masya Allah.
*Anandas..*
Demikian besar tantangan yang dihadapi oleh Abdullah Dzul Bijadain untuk menjadi seorang muslim. Pamannya yang selama ini bersamanya justru menjadi penentang dan meminta seluruh pemberian jika ia masuk Islam. Bahkan pakaian yang ia kenakan pun diminta.
Namun itu tak menyurutkan Abdullah Dzul Bijadain. Iman adalah harga mati yang tak boleh ditukar dan dihalangi dengan dunia sebesar apa pun.
Mungkin ujian yang kita hadapi tak seberat mereka. Namun apa pun ujian itu, iman tak boleh goyah. Jangan sampai mati kecuali dalam kondisi Islam. Istiqomah!
_"Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam kondisi muslim."_ (QS. Ali Imran: 102)
Abdullah Dzul Bijadain memiliki banyak keterbatasan, namun itu tidak menghalanginya dari perjuangan dan beramal terbaik untuk Islam.
Seharusnya juga tidak menghalangi kita. Justru dengan berjuang, dengan menolong agama Allah, Allah akan memberikan pertolonganNya kepada kita.
_"Hai orang-orang yang beriman jika kalian menolong agama Allah niscaya Allah akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian."_ (QS. Muhammad: 7)
Para sahabat menjadikan akhirat sebagai orientasi tertinggi. Cita-citanya adalah cita-cita akhirat. Itu yg dimiliki Abdullah Dzul Bijadain sehingga bergegas menyambut seruan jihad. Itu yg membuatnya meminta Rasulullah SAW mendoakan agar ia syahid.
*Anandas..*
Apakah mimpi besar kita?
Apakah mimpi besar itu masih sebatas dunia yang sementara ini?
Kenangan apa yang tersisa bagi penduduk bumi yang masih hidup juga bagi penduduk langit ketika kita sudah meninggal dunia, jika mimpi kita hanya sebatas dunia?
Jika ya, mari kita belajar dari sahabat Abdullah Dzul Bijadain, bersegeralah mengubah orientasi dunia menjadi orientasi akherat, jika kita enggan menyesal di yaumil akhir nanti.. Mimpi Besar yang akan membawa kita pada istiqomah yang tumbuh dari iman yang terpatri kuat dalam diri.
Teruslah dalam pusaran ketaatan!
Barakallahu fikum
✒️
*Salam Cinta Karena Allah*
_Dari Umi dan Abi_
_Para Juara dan Pemimpin Sejati_
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
_Masya Allah, tak ada kisah penyiapan karakter sikap mental pemimpin Islam di sepanjang kisah emas peradaban Islam kecuali di dalamnya terdapat biah sholihah shaum sunnah, sholat tahajjud, dhuha dan tadarus..._
_Sungguh, shaum sunnah, tahajjud, dhuha dan tadarus itu bagian yang tak terpisahkan dari biah sholihah pemimpin sejati..._
*Ayo Sumangat karena Allah Swt !!!*
✊✊✊
55: *Energizer Tahajjud*
*Kita Semua Ini Hamba Allah !*
*Pasca Ramadhan, Makin Mendekat Taat KepadaNya !*
_*بسم الله الرحمن الرحيم*_
_"Barangsiapa yang memandang dunia ini dengan pandangan iman maka ia selalu bisa menemukan keindahan dalam setiap takdir kehidupan."_
Imam Ibnul Qoyyim
_Ya Allah terimalah amalan kami di bulan Ramadhan..._
ﺍﻟﻠّٓﻬُﻢَّ ﺻـﻞِّ ﻋَﻠﻰٰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠٰﻰ ﺁﻟِﻪٖ ﻭَﻋِﺘْﺮَﺗِﻪٖ ﺑِﻌَﺪَﺩِ ﻛُﻞِّ ﻣَﻌْﻠُﻮْﻡٍ ﻟَﻚَ. ﺃﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠّٰﻪَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢَ. ﻻَﺇِﻟٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮْﻡُ ﻭَﺍَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ. ﻳَﺎﺣَﻲُّ ﻳَﺎﻗَﻴُّﻮْﻡُ
_Ya Allah, ampuni, selamatkan dan bahagiakan kaum Muslimin di dunia dan akhirat..._
_*Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari penyakit kusta, gila, dan corona dan dari segala macam buruknya penyakit*..._
Aamiin Allahumma aamiin
*_Islam Rahmatan lil Alamin.._*
_*Cukuplah Islam Untuk Mengatur Seluruh Kehidupan Kita !!!*_
***********************
_'Lakukanlah shalat malam karena itu adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh."_
HR Tirmidzi
***********************
_@hak cipta milik Allah, silakan disebarkan, tidak perlu izin_
0 komentar:
Posting Komentar