๐ *NGAJI MOTIVASI KEHIDUPAN : MIRACLE ITU ADA BAGI YANG YAKIN DAN TAUBAT KEPADA-NYA*
〰️〰️〰️〰️〰️〰️
*Bersama :* Coach Dr. N. Faqih Syarif H. M.Si
*Host :* Bang Zen Taufiq
Selasa, 28 Desember 2021
19.30 – 21.00 WIB,
๐ฅ️ _*Saksikan KALAM (Kajian Malam) dengan klik :*_
https://youtu.be/n3sCPfNurlc
https://youtu.be/n3sCPfNurlc
_yuk sebarkan, agar makin banyak umat yang mendalami Islam dan semoga menjadi pemberat amal sholih kita._
〰️〰️〰️〰️〰️〰️
*INFO KAFFAH CHANNEL*
_*Download materi-materi kajian*_
https://t.me/KaffahChannel
_*Join Group WA Kaffah Channel*_
https://krm.li/WAGrupkaffahchannel
*KAFFAH CHANNEL*
_Mencerahkan - Membangkitkan - Menyatukan_
*Miracle itu Ada bagi yang Yakin dan Taubat kepada-Nya*
https://krm.li/WAGrupkaffahchannel
Sobat. Berbahagialah bagi Anda yang saat ini merasakan Gua Keajaiban karena setelah gua keajaiban akan datang miracle. Yakinlah bahwa setelah kesempitan akan ada kelapangan. Nabi yunus ditegur Allah SWT dengan dipaksa masuk gua keajaiban yakni ke dalam perut ikan Nun. Nabi Yunus bertaubat kepada Allah dan Allah juga memberikan hidayah kepada kaum Ninawa yang justru bertaubat setelah Nabi yunus pergi.
Inilah doa yang dilantunkan oleh Nabi Yunus dalam Perut Ikan Nun selama 40 hari 40 malam di gua keajaiban :
َูุฐَุง ูฑُِّูููู ุฅِุฐ ุฐََّูุจَ ู ُุบَٰุถِุจุٗง َูุธََّู ุฃَู َّูู َّููุۡฏِุฑَ ุนََِูููۡ ََููุงุฏَٰู ِูู ูฑูุธُُّูู َٰุชِ ุฃَู َّูุงٓ ุฅََِٰูู ุฅَِّูุงٓ ุฃَูุชَ ุณُุจุۡญَََٰูู ุฅِِّูู ُููุชُ ู َِู ูฑูุธَِّٰูู َِูู (ูจูง)
“ Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". ( QS. Al Anbiya’ : 87 )
Sobat. Pada ayat ini Allah mengingatkan Rasul-Nya dan kaum Muslimin semuanya, kepada kisah Nabi Yunus, yang pada permulaan ayat ini disebutkan dengan nama "dzun Nun".
dzu berarti "yang mempunyai", sedang an-Nun berarti "ikan besar". Maka dzu an-Nun berarti "Yang empunya ikan besar". Ia dinamakan demikian, karena pada suatu ketika ia pernah dijatuhkan ke laut dan ditelan oleh seekor ikan besar. Kemudian, karena pertolongan Allah, maka ia dapat keluar dari perut ikan tersebut dengan selamat dan dalam keadaan utuh.
Sobat. Perlu diingat, bahwa kisah Nabi Yunus di dalam Al-Qur'an terdapat pada dua buah surah, yaitu Surah al-Anbiya` dan Surah shad. Apabila kita bandingkan antara ayat-ayat yang terdapat pada kedua Surah tersebut yang mengandung kisah Nabi Yunus ini, terdapat beberapa persamaan, misalnya dalam ungkapan-ungkapan yang berbunyi:
Betapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. (shad/38: 3)
Ungkapan tersebut terdapat dalam Surah al-Anbiya` ini, dan terdapat pula dalam ayat Surah shad. Perhatikan pula al-Anbiya`/21:11 dan Yunus/10: 13.
Sobat. Dalam ayat ini Allah berfirman, mengingatkan manusia pada kisah Nabi Yunus, ketika ia pergi dalam keadaan marah. Yang dimaksud ialah bahwa pada suatu ketika Nabi Yunus sangat marah kepada kaumnya, karena mereka tidak juga beriman kepada Allah. Ia telah diutus Allah sebagai Rasul-Nya untuk menyampaikan seruan kepada umatnya, untuk mengajak mereka kepada agama Allah. Tetapi hanya sedikit saja di antara mereka yang beriman, sedang sebagian besar mereka tetap saja ingkar dan durhaka. Keadaan yang demikian itu menjadikan ia marah, lalu pergi ke tepi laut, menjauhkan diri dari kaumnya.
Kisah ini memberi kesan bahwa Nabi Yunus tidak dapat berlapang hati dan sabar menghadapi umatnya. Akan tetapi memang demikianlah keadaannya, ia termasuk nabi-nabi yang sempit dada. Memang dari sekian banyak Nabi dan Rasul yang diutus Allah, hanya lima orang saja yang disebut "Ulul Azmi", yaitu rasul-rasul yang amat sabar dan ulet. Mereka adalah Nabi Ibrahim, Musa, Isa, Nuh dan Muhammad saw. Sedang yang lain-lainnya, walaupun mereka ma'shum dari dosa besar dan sifat-sifat yang tercela, namun pada saat-saat tertentu sempit juga dada mereka menghadapi kaum yang ingkar dan durhaka kepada Allah.
Akan tetapi, walaupun Nabi Yunus pada suatu ketika marah kepada kaumnya, namun kemarahannya itu dapat dipahami, karena ia sangat ikhlas kepada mereka, dan sangat ingin agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dengan menjalankan agama Allah yang disampaikannya kepada mereka. Tetapi ternyata sebagian besar dari mereka itu tetap ingkar dan durhaka. Inilah yang menyakitkan hatinya, dan mengobarkan kemarahannya.
Sobat. Nabi Muhammad sendiri, walaupun sudah termasuk ulul 'azmi, namun Allah beberapa kali memberi peringatan kepada beliau agar jangan sampai marah dan bersempit hati menghadapi kaumnya yang ingkar. Allah berfirman dalam ayat yang lain:
Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan. (al- Qalam/68: 48)
Firman-Nya lagi kepada Nabi Muhammad saw:
Maka boleh jadi engkau (Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya. (Hud/11: 12)
Ringkasnya sifat marah yang terdapat pada Nabi Yunus bukanlah timbul dari sifat yang buruk, melainkan karena kekesalan hatinya melihat keingkaran kaumnya yang semula diharapkannya untuk menerima dan melaksanakan agama Allah yang disampaikannya.
Selanjutnya dalam ayat ini Allah menjelaskan kesalahan Nabi Yunus dimana kemarahannya itu menimbulkan kesan bahwa seolah-olah dia mengira bahwa sebagai Nabi dan Rasul Allah tidak akan pernah dibiarkan menghadapi kesulitan, sehingga jalan yang dilaluinya akan selalu indah tanpa halangan.
Akan tetapi dalam kenyatan tidak demikian. Pada umumnya para rasul dan nabi banyak menemui rintangan, bahkan siksaan dan ejekan terhadap dirinya dari orang-orang yang ingkar. Hanya saja dalam keadaan yang sangat gawat, baik dimohon atau tidak oleh yang bersangkutan, Allah mendatangkan pertolongan-Nya, sehingga Rasul-Nya selamat dan umatnya yang ingkar itu mengalami kebinasaan.
Menurut riwayat yang dinukil dari Ibnu Kashir, bahwa ketika Nabi Yunus dalam keadaan marah, ia lalu menjauhkan diri dari kaumnya pergi ke tepi pantai. Di sana ia menjumpai sebuah perahu, lalu ia ikut serta naik ke perahu itu dengan wajah yang muram. Di kala perahu itu hendak berlayar, datanglah gelombang besar yang menyebabkan perahu itu terancam tenggelam apabila muatannya tidak segera dikurangi. Maka nahkoda perahu itu berkata, "Tenggelamnya seseorang lebih baik daripada tenggelamnya kita semua." Lalu diadakan undian untuk menentukan siapakah di antara mereka yang harus dikeluarkan dari perahu itu. Setelah diundi, ternyata bahwa Nabi Yunuslah yang harus dikeluarkan. Akan tetapi, penumpang kapal itu merasa keberatan mengeluarkannya dari pertahu itu. Maka undian dilakukan sekali lagi, tetapi hasilnya tetap demikian. Bahkan undian yang ketiga kalinya pun demikian pula.
Akhirnya Yunus melepaskan pakaiannya, lalu ia terjun ke laut atas kemauannya sendiri. Allah mengirim seekor ikan besar yang berenang dengan cepat lalu menelan Yunus.
Dalam ayat ini selanjutnya Allah menerangkan bahwa setelah Nabi Yunus berada dalam tiga tingkat "kegelapan berbeda", maka ia berdoa kepada Allah, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim."
Yang dimaksud dengan tiga kegelapan berbeda di sini ialah bahwa Nabi Yunus sedang berada di dalam perut ikan yang gelap, dalam laut yang dalam dan gelap, dan di malam hari yang gelap gulita pula.
Pengakuan Nabi Yunus bahwa dia "termasuk golongan orang-orang yang zalim", berarti dia sadar atas kesalahannya yang telah dilakukannya sebagai Nabi dan Rasul, yaitu tidak sabar dan tidak berlapang dada menghadapi kaumnya, seharusnya ia bersabar sampai menunggu datangnya ketentuan Allah atas kaumnya yang ingkar itu.
Karena kesadaran itu maka ia mohon ampun kepada Allah, dan mohon pertolongan-Nya untuk menyelamatkan dirinya dari malapetaka itu.
Sobat. Akseslah pikiran positif dan rasa syukur setiap hari, maka energi positif akan selalu mengikuti energi syukur yang menentukan nasib kita.
Sobat. Bentuk gua keajaiban yang datang kepada kita tentunya berbeda, bukan seperti gua keajaiban Nabi Yunus dalam perut ikan Nun, bukan pula seperti gua keajaiban ashabul kahfi yang Allah tidurkan dalam keadaan tenang dalam gua selama 309 tahun lamanya. Gua keajaiban yang datang kepada kita bisa jadi adalah persoalan-persoalan berat seperti utang yang belum lunas, sakit yang belum kunjung sembuh, persoalan rumah tangga dan hati yang masih galau dan risau, dan berbagai persoalan lainnya.
Ketika sebuah persoalan hadir dalam kehidupan kita, bisa jadi ini salah satu cara Allah mengajak kita masuk ke dalam Gua Keajaiban. Bentuk-bentuk Gua Keajaiban : Majelis Ilmu, semua sholat adalah gua keajaiban, Berfokus utk beribadah dan beriktikaf, Berfokus membaca AlQuran, sering berinteraksi dgn AlQuran, Umrah-Haji, waktu-waktu mustajab utk berdoa.
Sobat. Ciri-ciri Gua Keajaiban adalah kita merasa terasing, sepi, dan hanya Allah sandaran kita. Banyaklah bertaubat, renungi setiap kesalahan dan dosa yang kita perbuat, terus mendekat kepada Allah dan mohon ampunan-Nya. Insya Allah, Allah Maha Mengampuni setiap hamba yang bertaubat. Ketika Allah ampuni, Allah pun akan menyelesaikan persoalan hambanya. Persoalan apa yang tidak bisa diselesaikan oleh Allah?
Sobat. Pantaskan diri Anda dengan Berilmu untuk meningkatkan derajat. Sobat. Kau Tinggalkan Allah dengan tingginya hati. Ayolah ! merendahlah, lalu bertakbirlah. Insya Allah keajaiban akan terjadi.
( DR Nasrul Syarif M.Si Penulis Buku Gizi Spiritual dan The Power of Spirituality. CEO Educoach. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )
0 komentar:
Posting Komentar