Penghambat Rejeki
al faqir abu zaid
Alhamdulillah, Sobat rejeki memang sudah Allah tentukan. Namun bisa jadi rejeki itu terhalang karena perbuatan atau sikap kita. Ibnul Qayyim berkata dalam kitabnya Zaadul Ma’ad:
Ada empat hal penghambat rezeki: (1) Tidur pagi, (2) Sedikit shalat, (3) Bermalas-malasan, (4) Sifat khianat. (Zad Al-Ma’ad, 4:378)
Penjelasan 4 hal ini insyaallah sebagai berikut:
1. Tidur Sampai Pagi
Kenapa sampai tidur pagi bisa jadi penghambat datangnya rezeki?
Karena waktu pagi adalah waktu penuh berkah.
Dari sahabat Shakhr Al-Ghamidiy radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุงَُّูููู َّ ุจَุงุฑِْู ูุฃُู َّุชِู ِูู ุจُُููุฑَِูุง
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Apabila Nabi shallallahu mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits ini, pen) adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta. Abu Daud mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud, no. 2606).
Apalagi tidur pagi hingga telat atau meninggalkan sholat shubuh. Ini sangat berbahaya. Karena jika meninggalkan shalat Shubuh, maka akan lepas dari jaminan Allah.
Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ู َْู ุตََّูู ุงูุตُّุจْุญَ ََُููู ِูู ุฐِู َّุฉِ ุงَِّููู َููุงَ َูุทُْูุจََُّููู ُ ุงَُّููู ู ِْู ุฐِู َّุชِِู ุจِุดَْูุกٍ َُููุฏْุฑَُِูู ََُูููุจَُّู ِูู َูุงุฑِ ุฌَََّููู َ
“Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim, no. 657)
Bahkan yang sering tidak shalat Shubuh termasuk orang munafik.
َْููุณَ ุตَูุงَุฉٌ ุฃุซََْูู ุนََูู ุงูู َُูุงَِِูููู ู ِْู ุตَูุงَุฉِ ุงَููุฌْุฑِ َูุงูุนِุดَุงุกِ ، ََْููู َูุนَْูู َُูู ู َุง ِِูููู َุง ูุฃَุชَُْููู َุง ََْููู ุญَุจْูุงً
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari, no. 657)
2. Sedikit Sholat
Sedikit shalat berarti kurang ketakwaan, padahal takwa itulah pembuka pintu rezeki. Allah berfirman dalam ayat,
َูู َْู َูุชَِّู ุงََّููู َูุฌْุนَْู َُูู ู َุฎْุฑَุฌًุง (2) ََููุฑْุฒُُْูู ู ِْู ุญَْูุซُ َูุง َูุญْุชَุณِุจُ َูู َْู َูุชَََّْููู ุนََูู ุงَِّููู ََُููู ุญَุณْุจُُู ุฅَِّู ุงََّููู ุจَุงِูุบُ ุฃَู ْุฑِِู َูุฏْ ุฌَุนََู ุงَُّููู ُِِّููู ุดَْูุกٍ َูุฏْุฑًุง (3)
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
3. Bermalas Malasan
Bermalas-malasan juga jadi sebab rezeki sulit datang. Karena seorang muslim dituntut kerja dan tawakkal pada Allah. Contohilah burung seperti yang disebutkan dalam hadits berikut.
َْูู ุฃََُّููู ْ ُْููุชُู ْ ุชََََُّููููู ุนََูู ุงَِّููู ุญََّู ุชََُِِّูููู َูุฑُุฒِْูุชُู ْ َูู َุง ุชُุฑْุฒَُู ุงูุทَّْูุฑُ ุชَุบْุฏُู ุฎِู َุงุตًุง َูุชَุฑُูุญُ ุจِุทَุงًูุง
“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi, no. 2344; Ibnu Majah, no. 4164; Ahmad, 1:30. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang cuma mau duduk-duduk saja di rumahnya atau hanya berdiam di masjid, dan ia berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai rezekiku datang.” Imam Ahmad pun berkata, “Orang ini benar-benar bodoh. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda – sebagaimana hadits burung di atas – bahwa burung saja bekerja dengan berangkat pada pagi hari. Para sahabat Nabi yang mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka. Merekalah sebaik-baik teladan.” (Fath Al-Bari, 11:306)
Jadi tidaklah boleh beralasan karena sibuk ibadah dan berdakwah, sampai malas bekerja.
Ibnu ‘Allan mengatakan bahwa As-Suyuthi berkata, “Al-Baihaqi mengatakan dalam Syu’ab Al-Iman, “Hadits ini bukanlah dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha untuk memperoleh rezeki. Bahkan hadits ini merupakan dalil yang memerintahkan untuk mencari rezeki karena burung tersebut pergi pada pagi hari untuk mencari rezeki.” (Dalil Al-Falihin, 1:335)
4. Sifat Khianat
Tidak amanah alias khianat , ini juga jadi sebab orang sulit percaya. Kalau yang lain sulit percaya, bagaimana ia mudah mendapatkan pekerjaan, mendapatkan tanggungjawab sehingga mendapatkan rezeki dengan mudah?
Ketahuilah bahwa orang yang berkhianat terhadap amanat pun menyandang salah satu sifat munafik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุขَูุฉُ ุงْูู َُูุงِِูู ุซَูุงَุซٌ ุฅِุฐَุง ุญَุฏَّุซَ َูุฐَุจَ ، َูุฅِุฐَุง َูุนَุฏَ ุฃَุฎََْูู ، َูุฅِุฐَุง ุงุคْุชُู َِู ุฎَุงَู
“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar.” (HR. Bukhari, no. 33 dan Muslim, no. 59).
Termasuk di sini pula adalah tidak amanah dalam melunasi utang. Ingatlah bahwa utang akan menyusahkan seseorang di akhirat kelak. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ู َْู ู َุงุชَ َูุนََِْููู ุฏَِููุงุฑٌ ุฃَْู ุฏِุฑَْูู ٌ ُูุถَِู ู ِْู ุญَุณََูุงุชِِู َْููุณَ ุซَู َّ ุฏَِููุงุฑٌ َููุงَ ุฏِุฑَْูู ٌ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah, no. 2414. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
Semoga Allah mudahkan dan berkahi rejeki kita. Aamiin. []
0 komentar:
Posting Komentar