*Jangan abaikan jualan dagangan saudara kita*
Kita lihat ikhwah kita berseliweran ngiklan produk-produknya di medsos/ grup kita.
Ada yg jualan sosis, bakso, kopi, bandeng presto, cireng, baju muslim, batik, herbal, jasa pengiriman paket, beras, minyak goreng dll.
Kadang kita abaikan, karena barangkali saat itu kita belum membutuhkan.
Kadang kita abaikan, karena barangkali kita menilai harganya sedikit lebih mahal dari tempat kita belanja.
Terkadang kita abaikan, karena saat benar-benar membutuhkan kita lupa bahwa saudara kita pernah menawarkannya...
Ikhwah fillah,
Keluarga saudara2 kita adalah keluarga2 dakwah...
Bensin yang terbuang di jalan, adalah bensin2 yg bercecer di jalan dakwah, atau minimal bukan di jalan kemaksiatan insyaa Allah.
Hasil berdagang mereka adalah untuk memberi nafkah keluarga dakwahnya...
Yang istrinya tertatih-tatih membawa anak-anak kecilnya untuk hadir di halaqah-halaqah ta'lim kita....
yang anak-anaknya kita semai bersama agar kelak menjadi penerus perjuangan dakwah kita...
_*Lebih mahal seribu dua ribu tidak akan membuat mereka kaya raya...*_
*Andaipun mereka kaya raya di jalan dakwah ini, insya Allah akan kembali kepada dakwah...* _*Masyaa Allaah...*_
Mari ikhwah, kita mulai...
memperhatikan dagangan saudara-saudara kita....
jangan pernah merasa terganggu karena tawaran-tawaran mereka...
Lebih baik lagi, jika kita menyimpan iklan-iklan mereka... dan memprioritaskan membeli kepada saudara kita saat benar-benar membutuhkannya nanti...
_Mari kita hidupkan ekonomi saudara-saudara kita..._
Karena mereka sedang berdagang, menjalankan *sunnah Rasulullaah yg mulia....*
karena mereka berdagang untuk menjaga kemuliaan dan martabat keluarganya...
Agar tidak meminta minta...
Mari mulai dari diri sendiri dan keluarga kecil kita di grup-group halaqah kita...
_Ketika kita membutuhkan laundry... adakah saudara kita yg menjalankan bisnis jasa laundry?_
_Ketika kita membutuhkan beras, sabun, adakah saudara kita yg pernah menawarkan beras?_
Lihatlah sekeliling ikhwah2 kita. Mereka tidak membutuhkan belas kasih, tapi pemberdayaan...
_oleh Burhan abu Adam_
copas
Kita lihat ikhwah kita berseliweran ngiklan produk-produknya di medsos/ grup kita.
Ada yg jualan sosis, bakso, kopi, bandeng presto, cireng, baju muslim, batik, herbal, jasa pengiriman paket, beras, minyak goreng dll.
Kadang kita abaikan, karena barangkali saat itu kita belum membutuhkan.
Kadang kita abaikan, karena barangkali kita menilai harganya sedikit lebih mahal dari tempat kita belanja.
Terkadang kita abaikan, karena saat benar-benar membutuhkan kita lupa bahwa saudara kita pernah menawarkannya...
Ikhwah fillah,
Keluarga saudara2 kita adalah keluarga2 dakwah...
Bensin yang terbuang di jalan, adalah bensin2 yg bercecer di jalan dakwah, atau minimal bukan di jalan kemaksiatan insyaa Allah.
Hasil berdagang mereka adalah untuk memberi nafkah keluarga dakwahnya...
Yang istrinya tertatih-tatih membawa anak-anak kecilnya untuk hadir di halaqah-halaqah ta'lim kita....
yang anak-anaknya kita semai bersama agar kelak menjadi penerus perjuangan dakwah kita...
_*Lebih mahal seribu dua ribu tidak akan membuat mereka kaya raya...*_
*Andaipun mereka kaya raya di jalan dakwah ini, insya Allah akan kembali kepada dakwah...* _*Masyaa Allaah...*_
Mari ikhwah, kita mulai...
memperhatikan dagangan saudara-saudara kita....
jangan pernah merasa terganggu karena tawaran-tawaran mereka...
Lebih baik lagi, jika kita menyimpan iklan-iklan mereka... dan memprioritaskan membeli kepada saudara kita saat benar-benar membutuhkannya nanti...
_Mari kita hidupkan ekonomi saudara-saudara kita..._
Karena mereka sedang berdagang, menjalankan *sunnah Rasulullaah yg mulia....*
karena mereka berdagang untuk menjaga kemuliaan dan martabat keluarganya...
Agar tidak meminta minta...
Mari mulai dari diri sendiri dan keluarga kecil kita di grup-group halaqah kita...
_Ketika kita membutuhkan laundry... adakah saudara kita yg menjalankan bisnis jasa laundry?_
_Ketika kita membutuhkan beras, sabun, adakah saudara kita yg pernah menawarkan beras?_
Lihatlah sekeliling ikhwah2 kita. Mereka tidak membutuhkan belas kasih, tapi pemberdayaan...
_oleh Burhan abu Adam_
copas
0 komentar:
Posting Komentar