Felix Siauw Official:
Islam Itu Dalil Bukan Perasaan
Seandainya manusia tahu apa yang terbaik baginya, maka tak perlu ada agama, tak perlu ada utusan Allah dan tak perlu ada tuntunan berupa kitab suci
Tapi sejarah membuktikan bahwa tak ada manusia yang tak pernah menyesal, tak ada manusia yang tak bersalah, tak ada manusia yang tahu hakikat semua
Karena itulah kita perlu aturan yang diaepakati, agar kita tertata dan terjaga, agar kita bisa hidup aman dan damai, agar kita bisa merasa bahagia dalam hidup ini
Tapi aturan ini, bila datang dari manusia, maka akan sangat subjektif, sangat jauh dari keadilan, sebab manusia terbatas dan penuh dengan kekurangan
Karenanya aturan ini harus datang dari yang lebih dari manusia, pencipta manusia, dan kita Muslim meyakini dah telah membuktikan bahwa Allah-lah Tuhan
Keyakinan fundamental yang pasti berdasar bukti inilah yang dikenal dengan aqidah, prinsip dasar yang mewarnai seluruh cara pandang Muslim terhadap hidup
Sebab baik-buruk tak boleh berdasar perasaan yang mudah berubah dan bervariasi antara satu manusia dengan manusia yang lainnya, sangat labil
Maka dari Kitabullah dan Sunnah kita tahu, mana yang harus dibuat dab mana yang harus ditinggalkan, sebab Allah-lah yang paling tahu tentang manusia
Yang Allah larang pasti buruk bagi kita walau kita menyangka itu sangat baik, sebaliknya yang Allah perintahkan pasti baik walau bagi kita menyulitkan
Allah yang Mahatahu sedang kita hanya menebak-nebak. Jadi buat apa kita melawan perintah Allah dan berlagak sok tahu tentang kehidupan serta tentang baik dan buruk
Allah firmankan bahwa kafir tak boleh jadi penguasa, maka kita dengar dan taat, tak perlu berargumen lain, apalagi seolah berdasar agama padahal ngawur
Kecuali dia merasa lebih tahu Islam ketimbang Rasul, sahabat, ulama terdahulu, mufasirin yang muktabar, yang itu sangat kecil sekali kemungkinannya
Seluruh sahabat, ulama terdahulu sepakat, haram hukumnya kafir jadi penguasa, lalu siapa kita punya tafsir baru? Apalagi hanya dasar perasaan?
Islam Itu Dalil Bukan Perasaan
Seandainya manusia tahu apa yang terbaik baginya, maka tak perlu ada agama, tak perlu ada utusan Allah dan tak perlu ada tuntunan berupa kitab suci
Tapi sejarah membuktikan bahwa tak ada manusia yang tak pernah menyesal, tak ada manusia yang tak bersalah, tak ada manusia yang tahu hakikat semua
Karena itulah kita perlu aturan yang diaepakati, agar kita tertata dan terjaga, agar kita bisa hidup aman dan damai, agar kita bisa merasa bahagia dalam hidup ini
Tapi aturan ini, bila datang dari manusia, maka akan sangat subjektif, sangat jauh dari keadilan, sebab manusia terbatas dan penuh dengan kekurangan
Karenanya aturan ini harus datang dari yang lebih dari manusia, pencipta manusia, dan kita Muslim meyakini dah telah membuktikan bahwa Allah-lah Tuhan
Keyakinan fundamental yang pasti berdasar bukti inilah yang dikenal dengan aqidah, prinsip dasar yang mewarnai seluruh cara pandang Muslim terhadap hidup
Sebab baik-buruk tak boleh berdasar perasaan yang mudah berubah dan bervariasi antara satu manusia dengan manusia yang lainnya, sangat labil
Maka dari Kitabullah dan Sunnah kita tahu, mana yang harus dibuat dab mana yang harus ditinggalkan, sebab Allah-lah yang paling tahu tentang manusia
Yang Allah larang pasti buruk bagi kita walau kita menyangka itu sangat baik, sebaliknya yang Allah perintahkan pasti baik walau bagi kita menyulitkan
Allah yang Mahatahu sedang kita hanya menebak-nebak. Jadi buat apa kita melawan perintah Allah dan berlagak sok tahu tentang kehidupan serta tentang baik dan buruk
Allah firmankan bahwa kafir tak boleh jadi penguasa, maka kita dengar dan taat, tak perlu berargumen lain, apalagi seolah berdasar agama padahal ngawur
Kecuali dia merasa lebih tahu Islam ketimbang Rasul, sahabat, ulama terdahulu, mufasirin yang muktabar, yang itu sangat kecil sekali kemungkinannya
Seluruh sahabat, ulama terdahulu sepakat, haram hukumnya kafir jadi penguasa, lalu siapa kita punya tafsir baru? Apalagi hanya dasar perasaan?
0 komentar:
Posting Komentar