KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA
INDONESIA
(MUI) PROP. JAWA
TIMUR
No.
Kep-01/SKF-MUI/JTM/I/2012
Tentang :
TENTANG
KESESATAN AJARAN SYI’AH
Majelis Ulama Indonesia Propinsi
Jawa Timur pada sidang hari Sabtu, Tanggal 21 Januari 2012
Membaca:
1. Surat Dewan Pimpinan MUI
Kabupaten Bangkalan No. 26/26-XV/DPMUI/
BKL/XII/2011 tertangal 17
Desember 2011 tentang Permohonan Ketetapan Aliran
Syi’ah
2. Surat Dewan Pimpinan MUI
Kabupaten Sampang No.A-034/MUI/Spg/XII/2011
tertanggal 30 Desember 2011 tentang
Laporan Peristiwa di Desa Karang Gayam
3. Surat Keputusan Rapat
Koordinasi MUI Kabupaten/Kota Se Koordinatoriat Wilayah
(Korwil) Surabaya No.
01/Korwil/Sby/I/2012 tertanggal 12 Januari 2012 tentang Aliran
Syi’ah yang isinya meminta kepada
MUI Provinsi Jawa Timur untuk melakukan kajian
dan penetapan fatwa Syi’ah.
4. Surat Keputusan Rapat
Koordinasi MUI Kabupaten/Kota Se Koordinatoriat Wilayah
(Korwil) Besuki No.
01/MUI/Besuki/I/2012 tertanggal 13 Januari 2012 tentang Aliran
Syi’ah yang isinya meminta kepada
MUI Provinsi Jawa Timur untuk melakukan kajian
dan penetapan fatwa Syi’ah.
5. Rekomendasi Hasil Musyawarah
Badan Shilaturrahmi Ulama Pesantren Madura
(BASSRA) Selasa, 03 Januari 2012
yang salah satu isinya meminta agar MUI Provinsi
Jawa Timur mengeluarkan fatwa
tentang ajaran Syi’ah.
6. Surat dari Jam’iyah
Ahlussunnah wal Jama’ah Bangil Pasuruan No.
025/ASWAJA/I/2012 tertanggal 10
Januari 2012 tentang Permohonan Fatwa Sesat
Ajaran Syi’ah.
7. Surat Dewan Pimpinan MUI
Kabupaten Gresik No. 003/MUI/KAB.G/I/2012 tertangal 19
Januari 2012 tentang Laporan
Keberadaan Syi’ah di Gresik
8. Pernyataan Sikap Gerakan Umat
Islam Bersatu (GUIB) Jatim tanggal 17 Januari 2012
menyikapi kasus Sampang dan
ajaran Tajul Muluk.
9. Pernyataan Sikap 83 ulama
Pondok Pesantren menyikapi aliran yang dibawa oleh saudara
Tajul Muluk tangal 10 Januari
2012.
10. Pernyataan Sikap PCNU Sampang
No. 255/PC/A.2/L-36/I/2012 menyikapi ajaran yang
dibawa oleh saudara Ali
Murtadlo/Tajul Muluk.
11. Laporan Hasil Investigasi
Kasus Aliran Syi’ah di Kabupaten Sampang Propinsi Jawa
Timur tanggal 9 April 2011.
12. Buku-buku kajian tentang
faham Syi’ah antara lain:
1. Al-Milal wa al-Nihal karya
al-Syahratstani (hal. 198-203)
2. Al-Fishal fi al-Milal wa al-Ahwa
wa al-Nihal karya Ibn Hazm
3. Export Revolusi Syi’ah ke
Indonesia karya Achmad Zein Alkaf (al-Bayyinat)
4. Dialog Apa dan Siapa Syi’ah
karya Achmad Zein Alkaf (al-Bayyinat)
5. Mengenal Syi’ah Karya Achmad
Zein Alkaf (al-Bayyinat)
6. Syi’ah Bukan Islam? Karya
Lajnah Ilmiyah HASMI
7. Tulisan Abdurrahman Aziz
“Siapakah Pendiri Syi’ah”
Menimbang:
1. Bahwa berdasarkan laporan dari
masyarakat dan para ulama di beberapa daerah di Jawa
Timur dinyatakan bahwa faham
Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah (menggunakan nama
samaran Madzhab Ahlul Bait dan
semisalnya) telah tersebar di beberapa daerah di Jawa
Timur
2. Bahwa adanya indikasi
penyebaran faham Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah
(menggunakan nama samaran Madzhab
Ahlul Bait dan semisalnya) dilakukan secara
masif kepada warga yang menganut
faham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah.
3. Bahwa telah ditemukan indikasi
di beberapa daerah penyebaran faham Syi’ah Imamiyah
Itsna Asyariyah (menggunakan nama
samaran Madzhab Ahlul Bait dan semisalnya)
dilakukan kepada warga yang menganut
faham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah dari
kalangan tidak mampu disertai
dengan pemberian dalam bentuk santunan.
4. Bahwa praktik-praktik
penyebaran faham Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah
(menggunakan nama samaran Madzhab
Ahlul Bait dan semisalnya) yang dilakukan
secara masif terhadap masyarakat
yang berfaham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah, jelasjelas
berpotensi menyulut keresahan dan
konflik horisontal.
5. Bahwa berdasarkan penelitan
saat ini tidak kurang dari 63 lembaga berbentuk Yayasan, 8
lembaga Majelis Taklim, 9
organisasi kemasyarakatan, dan 8 Sekolah, atau pesantren
yang ditengarahi
mengajarkan/menyebarkan faham Syi’ah.
6. Bahwa konflik-konflik yang
melibatkan pengikut faham Syi’ah Imamiyah Itsna
Asyariyah (menggunakan nama
samaran Madzhab Ahlul Bait dan semisalnya) sudah
sering terjadi dan telah berjalan
cukup lama sehingga dibutuhkan adanya upaya
pemecahan yang mendasar dengan
memotong sumber masalahnya. Tanpa upaya
pemecahan yang mendasar sangat
dimungkinkan konflik akan muncul kembali di
kemudian hari dan bahkan
berpotensi menjadi lebih besar.
7. Bahwa diantara ajaran yang
dikembangkan oleh faham Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah
(menggunakan nama samaran Madzhab
Ahlul Bait dan semisalnya) adalah membolehkan
bahkan menganjurkan praktik nikah
mut’ah (kawin kontrak) yang sangat berpotensi
digunakan untuk melegetimasi
praktik perzinaan, seks bebas, dan prostitusi serta
merupakan bentuk pelecehan
terhadap kaum wanita sehingga bila tidak dicegah akan
bertolak belakang dengan upaya
pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah
mencanangkan program menata kota
bersih asusila dengan menutup tempat-tempat
prostitusi.
8. Bahwa penyebaran faham Syi’ah
yang ditujukan kepada pengikut ahlu al-sunnah wa aljama’ah
patut diwaspadai adanya
agenda-agenda tersembunyi, mengingat penduduk
Indonesia yang berfaham pengikut
ahlu al-sunnah wa al-jama’ah tidak cocok apabila
syi’ah dikembangkan di Indonesia.
9. Bahwa diperlukan adanya
pedoman untuk membentengi aqidah umat dari aliran yang
menyimpang dari faham ahlu
al-sunnah wa al-jama’ah (dalam pengertian yang luas).
Memperhatikan :
1. Keputusan Fatwa MUI tanggal 7
Maret 1984 tentang Faham Syi’ah yang menyatakan
bahwa faham Syi’ah mempunyai
perbedaan pokok dengan Ahlu al-sunnah wa al-jama’ah
yang dianut oleh umat Islam di
Indonesia.
2. Keputusan Ijtima Ulama Komisi
Fatwa MUI se-Indonesia II 26 Mei 2006
tentang Taswiyat
al-Manhaj(Penyamaan Pola Pikir Dalam Masalah-masalah Keagamaan)
khususnya butir (4) dan butir (6)
yang menyatakan bahwa perbedaan yang dapat ditolerir
adalah perbedaan yang berada di
dalam majal al-ikhtilaf (wilayah perbedaan) yaitu
wilayah pemikiran yang masih
berada dalam koridor ma ana alaihi wa ashhaby yakni
faham keagamaan ahlu al-sunnah wa
al-jama’ah (dalam pengertian luas), sedangkan di
luarmajal al-ikhtilaf tidak
dikategorikan sebagai perbedaan, melainkan penyimpangan.
3. Keputusan Ijtima Ulama Komisi
Fatwa MUI se-Indonesia II 26 Mei 2006 tentang
Peneguhan Bentuk dan Eksistensi
NKRI.
4. Keputusan MUI tertanggal 6
Nopember 2007 tentang 10 kriteria aliran
sesat/menyimpang.
5. Telaah terhadap kitab yang
menjadi rujukan dari faham syi’ah antara lain:
1. al-Kafi
2. Tahdzib al-Ahkam
3. al-Istibshar
4. Man La Yahdluru al-Faqih
5. Buku-buku Syi’ah yang lain
seperti: Bihar al-Anwar, Tafsir al-Qummi, Fashl alkhithab
fi itsbati tahrifi kitabi rabbi
al-Arbab, Kasyfu al-Asrar li al-Musawi.
6. Buku-buku Syi’ah berbahasa
Indonesia antara lain: Saqifah Awal Perselisihan
Umat tulisan O. Hashem; Shalat
Dalam Madzhab Ahlul Bait tulisan Hiayatullah
Husein al Habsyi; Keluarga Suci
Nabi Tulisan Ali Umar al-Habsyi
Berdasarkan kitab-kitab tersebut
dapat diketahui adanya perbedaan yang mendasar dengan ahlu
al-sunnah wa al-jama’ah (dalam
pengertian luas) tidak saja pada masalah furu’iyah tetapi juga
pada masalah ushuliyah (masalah
pokok dalam ajaran Islam) diantaranya:
1. Hadits menurut faham Syi’ah
berbeda dengan pengertian ahlu al-sunnah. Menurut Syi’ah
hadits meliputi af’al, aqwal, dan
taqrir yang disandarkan tidak hanya kepada Nabi
Muhammad Saw tetapi juga para
imam-imam Syi’ah.
2. Faham syi’ah meyakini bahwa
imam-imam adalah ma’shum seperti para nabi.
3. Faham Syi’ah memandang bahwa
menegakkan kepemimpinan Imamah) termasuk
masalah aqidah dalam agama.
4. Faham Syi’ah mengingkari
Otentisitas Al-Qur’an dengan mengimani adanya tahrif al-
Qur’an
أ . عن جابر قال: سمعت ابا جعفر علیھ السلام
یقول:
ما ادعي أحد من الناس
أنھ جمع القران كلھ كما أنزل إلا كذاب , وما
جمعھ وحفظھ كما نزل لله تعالي إلا علي بن
ابي طالب علیھ السلام و الائمة من بعده علیھم السلام (اصول الكافي ج 1/ص
(284
ب . عن ابي جعفر علیھ السلام انھ قال: ما یستطیع احد ان یدعّي
أن عنده جمیع القران كلھ ظاھره وباطنھ غیر الاوصیاء
(285 - (اصول الكافي ج 1/ص 284
ت . عن ابي عبد لله علیھ السلام قال: ان القران الذي جاء بھ
جبریل علیھ السلام إلى محمد صلى لله علیھ وسلم سبعة عشر
( ألف آیة (اصول الكافي ج 2/باب النوادر, رقم 28
1. Faham Syi’ah meyakini turunnya
wahyu setelah al-Qur’an yakni yang disebut mushaf
Fatimah
أ . إن لله تعالى لما قبض نبیھ صلى لله علیھ
وآلھ دخل على فاطمة علیھا السلام من وفاتھ من الحزن ما لا یعلمھ إلا لله
عزوجل فأرسل لله إلیھا ملكا یسلي غمھا ویحدثھا،
فشكت ذلك إلى أمیر المؤمنین علیھ السلام فقال: إذا أحسست بذلك وسمعت
الصوت قولي لي فأعلمتھ بذلك فجعل أمیر المؤمنین
علیھ السلام یكتب كل ما سمع حتى أثبت من ذلك مصحفا قال: ثم قال: أما
( إنھ لیس فیھ شئ من الحلال والحرام ولكن فیھ
علم ما یكون (اصول الكافي ج 1/ص 296
ب . وإن عندنا لمصحف فاطمة علیھا السلام وما
یدریھم ما مصحف فاطمة علیھا السلام؟ قال: قلت: وما مصحف فاطمة
( علیھا السلام؟ قال: مصحف فیھ مثل قرآنكم ھذا
ثلاث مرات، ولله ما فیھ من قرآنكم حرف (اصول الكافي ج 1/ص 290
1. Syi’ah banyak melakukan
penafsiran al-Qur’an yang mendukung faham mereka antara
lain melecehkan sahabat Nabi Saw.
Misalnya penulis Tafsir al-Qummi menafsirkan
kalimat dalam surat al-Hajj ayat
52
( أ لَ قَْى الش یَّْطاَن فِي أ مُ نِْیَّتِھ
: یعني أبا بكر وعمر (تفسیر القمي ص. 259
1. Syi’ah meyakini bahwa para
sahabat telah murtad sesudah wafatnya Rasulullah Saw,
kecuali tiga orang.
عن أبي جعفر قال : كان الناس أھل ردة بعد
النبي صلى لله علیھ وآلھ إلا ثلاثة فقلت: ومن الثلاثة؟ فقال: المقداد بن الأسود وأبو
( ذر الغفاري و سلمان الفارسي رحمة لله وبركاتھ
علیھم (روضة الكافي ص 198 ر. 341 , بحار الانوار ج 22 / ص 333
1. Faham Syi’ah meyakini bahwa orang
yang tidak mengimani terhadap imam-imam Syi’ah
adalah syirik dan kafir
إعلم أن إطلاق لفظ الشرك والكفر على من لم
یعتقد بإمامة أمیر المؤمنین والائمة من ولده علیھم السلام وفض لّ علیھم غیرھم
( یدل على أنھم كفار مخلدون في النار ( بحار الانوار ج 23 / ص 390
1. Faham Syi’ah melecehkan
sahabat Nabi Saw. Termasuk Abu Bakar ra dan Umar ra.
أ . ومن الجبت أبو بكر ومن الطاغوت عمر والشیاطین
بني امیة وبني العباس (شرح الزیارة الجامعة الكبیرة
ج
( 3/ص 156
ب . وإن الشیخین (- أبا بكر وعمر- ) فارقا الدنیا ولم یتوبا
ولم یتذكرا ما صنعا بأمیر المؤمنین فعلیھما لعنة لله والملائكة
( والناس أجمعین (روضة الكافي/ ص 198 , رقم 343 ؛ كشف الأسرار وتبرئة
الأئمة الأطھار ص 84
1. Faham Syi’ah meyakini bahwa
orang yang selain Syi’ah adalah keturunan pelacur
( ولله یا أبا حمزة إن الناس كلھم أولاد بغایا
ما خلا شیعتنا (روضة الكافي: ص 227 رقم 431
1. Faham Syi’ah membolehkan
bahkan menga ىjurkan praktik
nikah mut’ah.
ال بَْاط لِ م اَ قاَل دُ ص اَ للهحَِّ بِ
اب كْلَن ق فَأ عُ قَ م بَْیَْرل فعَقََبال یَسُر كُّ أ نَ نِس اَء كَ و بَنَاتِك و
أ خَ وَ اَتِك و بَنَات یَف عَْ معَِّ لكْنَ قَال فأَ عَ رْضَ ( عَ ن ھُْ أ بَُو ج عَْ
فَر علیھ ا حلِ یسنلاَ م ذ كَ ر نِس اَء هَ و بَنَات عَ م ھِّ (فروع الكافي ج 3/ص 455
عَ ن ز أُ . ر ا ر ة ق ا ل ج اَء عَبْدُ
لله بْن عُ م یَْر الل یَّْثِي إ لِىَ أ بَ جِيَ ع فْرَ فعَقلَایھل ا للسَھُ لاممَ
ا تَق وُل فِي م تُ عْ ةَ النِّساَء فَقَال أ حَ لَ ھََّا
لله فِي كِتَاب ھِِ و عَ لىَ لِسَان نَب
یِِّھ صلى لله لعَل ىی ھی ووھْآلِمھِي فَا ل قْ حِیََالام ةََِ لفٌ قإَال یَا أ بََا
ج عَ فَْر م ثِ لْ كُ یَق وُل ھَذ اَ و قَ د ح رَ مَّ ھََا عُ م رَ م نِ ذ لَِك أ نَ
تحُ لَِّ شَیْئا ح رَ مَّ ھَُ عُملرَ لقََاھُ لفََ أفََنقَْات عَلىَ قَو لْ ص اَح بِ
كِ و أ نََا ال و إ نِوْ كنََاھنَىَ
فعَعَنَلْھََا قفََاقلَ إ نِِّي أ عُ یِذ كُ ب اِ
عَلىَ قَو لْ ر سَُول لله صلفىَھ ل مُ للهَّ
أعُلیلاھ وآ علِنھ ك أ نَ ال قَْو لْ م اَ قَال ر سَُول لله صلى لله علیھ وآلھو أ نَ
ال حْ سُ یَْن ب .ُ
بْ ن م حُ مَ دٍَّ عَن
أ عََنح مسَدََ عبْْدَا ننِ إَ بسْنْحِ امقَُ سْلِم عَ ن عُبَیْد بْن ز رُ اَر ةََ
عَن أ بَ یِھ عَ ن أ بَ يِ عَبْد لله علیھ السلام
( ھُ ال مْ تُ عْ ةَ قأَاَ لھَ ذيَكََ رمِْ
نتَ ا للَأ رَْ بْعَ فَقَال تَز وَ جَّ م نِ ھُْن أ لَ فْا فإَ نِ ھَُّن م سُْتَأ جْ
رَ اَت (فروع الكافي ج 3/ص 458
1. Ajaran Syi’ah menghalalkan
darah ahlu al-sunah
ولھذا أباحوا دماء أھل السنة وأموالھم فعن
داود بن فرقد قال:
قلت لأبي عبد لله ما تقول
في قتل الناصب؟:
قال: حلال الدم،
ولكني أتقي علیك، فإن قدرت أن تقلب علیھ
حائط اً أو تغرقھ في ماء لكیلا یشھد علیك فافعل (كشف الأسرار وتبرئة الأئمة
(231 / الأطھار ص 85 ؛ بحار الأنوار ج 27
1. Ajaran Syi’ah melecehkan Nabi
dan Ummul Mu’minin
إن النبي صلى لله علیھ وآلھ لا بد أن یدخل
فرجھ النار، لأنھ وطئ بعض المشركات) یرید بذلك زواجھ من عائشة وحفصة،
وھذا كما ھو معلوم فیھ إساءة إلى النبي صلى
لله علیھ وآلھ، لأنھ لو كان فرج رسول لله صلى لله علیھ وآلھ یدخل النار فلن
(25 - یدخل الجنة أحد أبدًا
(كشف الأسرار وتبرئة الأئمة
الأطھار ص 24
1. Ajaran Syi’ah juga mempunyai
doktrin Thinah (thinat al-mu’min wa al-kafir) yaitu
doktrin yang menyatakanan bahwa
dalam penciptaan manusia ada unsur tanah putih dan
tanah hitam. Pengikut Syi’ah
tercipta dari unsur tanah putih sedangkan Ahlu al-sunnah
berasal dari tanah hitam. Para
pengikut Syi’ah yang tersusun dari tanah putih jika
melakukan perbuatan maksiat
dosanya akan ditimpakan kepada pengikut ahlu al-sunnah
(yang tersusun dari tanah hitam)
sebaliknya pahala yang dimiliki oleh pengikut Ahlu alsunnah
akan diberikan kepada para
pegikut Syi’ah. Doktrin ini merupakan doktrin yang
tersembunyi dalam ajaran Syi’ah.
(al-Kafi Juz II / Kitab al-Iman, bab thinat al-mu’min
wa al-kafir)
2. Dan masih banyak lagi
keganjilan yang lain
3. Adanya fakta para pengikut
Syi’ah menjadikan buku-buku sebagaimana tersebut pada
butir 5 sebagai kitab rujukannya.
4. Keputusan Fatwa MUI Kabupaten
Sampang No. A-035/MUI/Spg/I/2012 tentang Ajaran
Yang Disebarluaskan Sdr Tajul
Muluk di Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.
5. Keputusan Rapat Badan
Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat
(BAKOR PAKEM) Kabupaten Sampang
tanggal 04 Januari 2012 tentang kesesatan
ajaran yang disebar luaskan oleh
sdr Tajul Muluk.
6. Keputusan Rapat Koordinasi MUI
Kabupaten Se Koordinatoriat Wilayah (KORWIL)
Madura No. 01/MUI/KD/MDR/I/2012
tentang Ajaran Syi’ah atau aliran Syi’ah
Imamiyah Itsna Asyariyah
7. Keputusan Rapat Koordinasi MUI
Kabupaten/Kota Se Koordinatoriat Wilayah
(KORWIL) Malang No.
13/Korwil-IV/MLG/I/2012 tentang Pengukuhan Fatwa
Kesesatan Ajaran Syi’ah;
8. Keputusan Rapat Koordinasi MUI
Kabupaten/Kota Se Koordinatoriat Wilayah
(KORWIL) Besuki No.
01/MUI/Besuki/I/2012 tentang Ajaran Syi’ah atau aliran Syi’ah
Imamiyah Itsna Asyariyah
9. Keputusan Rapat Koordinasi MUI
Kabupaten/Kota Se Koordinatoriat Wilayah
(KORWIL) Surabaya tentang Ajaran
Syi’ah atau aliran Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah
10. Keputusan Rapat Koordinasi
MUI Kabupaten/Kota Se Koordinatoriat Wilayah
(KORWIL) Bojonegoro No.
Kep-01/MUI/KORDA-BJN/I/2012 tentang Ajaran Syi’ah
atau aliran Syi’ah Imamiyah Itsna
Asyariyah
11. Berbagai kajian yang
dilakukan oleh para ahli dan para pengamat terkait aliran Syi’ah
Imamiyah Itsna Asyariyah, faham,
pemikiran, dan aktivitasnya diantaranya Pendapat
Prof. Dr. Muhammad Baharun yang
menyatakan bahwa Syi’ah dan Ahlu al-Sunnah tidak
mungkin disatukan.
12. Surat Edaran Kementerian
Agama No: BA.01/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983
tentang Hal Ikhwal Mengenai
Golongan Syi’ah
13. Surat Edaran Pengurus Besar
Nahdhatul Ulama No:724/A.II.03/10/1997 tentang seruan
agar kaum Muslimin memahami
secara jelas perbedaan prinsipil antara Ahlu al-sunnah
wa al-jama’ah dengan Syi’ah.
14. Kesimpulan Hasil Seminar
Nasional Sehari Tentang Syi’ah pada tanggal 21 September
1997di Masjid Istiqlal Jakarta .
15. Undang-Undang Dasar tahun
1945 pasal 28 huruf J
16. Undang-undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 73
17. Undang-Undang No. 1/PNPS/1965
tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau
Penodaan Agama.
18. Berbagai pendapat yang
berkembang dalam rapat tanggal 21 Januari 2012 yang dihadiri
oleh beberapa wakil dari MUI
Kabupaten/Kota di Jawa Timur (MUI Kab. Jember, MUI
Kab Pasuruan, MUI Kab. Malang,
MUI Kab. Sampang, MUI Kota Surabaya, MUI Kab.
Tuban, MUI Kab. Bojonegoro, MUI
Kab. Ponorogo, MUI Kab. Blitar) dan beberapa
ormas Islam.
19. Telaah terhadap
dokumen-dokumen dalam bentuk VCD/CD antara lain yang
mengandung hujatan terhadap
sahabat nabi, Perayaan Haul Arbain, Arbain Imam Husain,
dan Acara Syi’ah di Gereja
Bergzicht Lawang.
20. Pedoman dan Prosedur
Penetapan Fatwa MUI
Mengingat:
1. Firman Allah dalam al-Qur’an:
1. Firman Allah Surat al-Baqarah
ayat 177
خَّ روِ ال و یَْا ل مْ لَا ئَِكَة و اَل
كْ تَِاب و اَلن بَّ یِِّین و ءَ اَتَى ت وُ لَ وُّا و جُ لُوَیھَْك سُمَ ا لقِْببَلِرََّ
األ نَْم شَْ رْ قِ و اَل مْ غَ رْ بِ و لَ كَنِ ال بْ رِ م نَ ء اَومْ مَنِ ا بلآِاْ
ال مْ اَل عَ لَى ح بُِّھ ذ وَ يِ ال قْ
رُ بَْى و اَل یَْ تََااب مْنَىَ ال وسَاَّلب یِْملَسِا كوِیَال نسَ اوئِلِین و فَِي
الر قَِّاب و أَ قََام الصلَّا ةََ و ءَ اَتَى الز كََّاةَ و اَل مْ وُف وُن ھَدُ وا
وبَ اِل ع ھَ صْدَّاِبھِِمرْ إی ذِنَاَ فعَِا ي ال بَْأ سْ اَء و اَلضرَّ اَّء و حَ
یِن ال بْ أَ سْ أ وُل ئَِك ال ذَّ یِن ص دََق وُاأ وُوَ لئَِك ھُلمْ ماُت قَّ وُن
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada
Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
1. Firman Allah Surat al-Qamar
ayat 49
إ نِ اَّ ك لُ شَي ءْ خ لََق نَْاه ب قَِدَر
Sesungguhnya
Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
1. Firman Allah Surat al-Hijr
ayat 9
إ نِ اَّ نَح نْ نَز لَّ نَْا الذ كِّ رْ
و إَ نِ اَّ لھَُ لحَ اَفِظ وُن Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.
1. Firman Allah Surat al-Fath
ayat 29
لله موُ اَ حلَمَّذَِّ یدٌ نرَ مسَُوعلَھُُ
أ شَ دَِّاء عَ لىَ ال كْ فُ اَّر ر حُ مَ اَء بَیْنَھُم تَر اَھُم برْتَُغكُوَّعً
ا ن سفُجَضَّدًْا لای م نِ لله و رَ ضِ وْ اَنًا س یِم اَھُم ف ي
السُّوجُجُوُدوِ ھذِھَلِِ مكْ ممِنَث لَْ
أھَُثمَْ رفِِ ي الت وَّ رْ اَة و مَ ثَ لَ ھُُم فِي الإ نِْ جْ یِل كَز رَ عْ أ خَ
رْ جفَ آشزَطَر أَْه هفُ اسْ تَغ لْظَ فَاسْتَو ىَ عَلىَ سُوقِھ یُع جْ بِ الز رُّ
اَّعَ لِیَغ یِظ ب ھِ مِ ال كْ فُ اَّر و عََدَ امللهَن وَُُّ اا لوَّذَ یِعنَمَ لءُ
وا الصاَّلِح اَت م نِ ھُْم م غَ فِْر ةًَ و أَ جَ رْ اً عَظ یِم اً
Muhammad itu adalah utusan Allah
dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan
sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka
dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,
yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan
tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan
kekuatan orang-orang mu’min).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh di
antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
1. Firman Allah Surat al-Taubah
ayat 100
الأ وَْ لَّ وُن م نِ والَاْلمسُھَّاَبا
قِ جُوِر یِن و اَلأ نَْصْ اَر و اَل ذَّ یِن ات بََّعُ وھُم ب إِ حِ سْ اَن ر ضَنِ
ھْ يُمَ وللهَرَّ ع ضوُا عَ ن ھُْ و أَ عََ دَّ ل ھَُم ج نَ اَّتٍ تَج رْ يِ تَح تَْھَا
الأ نَْ ھَْار خ اَلِد یِن فِیھَا أ بََدًا
ذ لَِك ال فَْو زْ ال عْ ظَ یِم Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) di antara orang-orang
muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
kemenangan yang besar.
1. Hadits-hadits Marfu
و مَ لَا ئَِكَتِھِ و كَ تُ بُ ھِِ و رَ
سُُلِھِ و اَل یَْو مْ اولَآت ؤُْخْمِِ رن ب اِل قَْدَر خ یَْر هِِ و شََر هِِّ (رواه عَ ن الإ أِْ ی.م ا قنَ ا ل قَ ا فلَأَ
أ خَ بْ ن رتْنُؤِيْم نِ ب اِ
مسلم)
Bertanya Jibril as: Beritahukan
aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman
kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang
baik maupun yang buruk” (Shahih Muslim Jilid I/hal 23)
بُنِي الإبْ . س لا مَ عھََل إىِ لاخَّ
ملْلهسَّ وشََ أ ھََاد نَةَّ ن مْأ حلاَمَ دإًاِل ر سَُول لله و إَ قَِام الصلَّا ةَ
و إَ یِتَاء الز كََّاة و اَل حْ جَ و صَ وَ مر م ضَ اَن (رواه البخاري
Islam Dibangun Diatas Lima
(Landasan); Persaksian Tidak Ada Ilah Melainkan Allah Dan
Sesungguhnya Muhammad Utusan
Allah, Mendirikan Shalat, Menunaikan Zakat, Haji Dan
Puasa Ramadlan (Shahih
al-Bukhari, Juz I/hal 54 hadits No.8)
م نَ قَال فِي ال قْ رُت .آ ن ب غَِیْر ع لِ مْ
ف لَ یَْتَبَو أَّ م قَ عْ دََه م نِ الن اَّر Barang siapa berbicara tentang
al-Qur’an tanpa ilmu (yang memadai) maka hendaklah dia
mempersiapkan kedudukannya di
neraka” (HR al-Tirmidzi/Sunan al-Tirmidzi V/1999 No. 2950)
و مَ نَ قَال فِي الثْ ق.ُ ر آْن ب رِ أَ یْ ھِ ف
لَ یَْتَبَو أَّ م قَ عْ دََه م نِ الناَّر “Barang siapa berbicara tentang
al-Qur’an berdasarkan nalarnya saja maka hendaklah dia
mempersiapkan kedudukannya di
neraka” (HR al- Tirmidzi/Sunan al-Tirmidzi V/1999 hadits
No. 2951)
قَال ر سَُول لله ج . ص ل ى لله عَ لیَْھ و
سَ لَ مَّ لا تَسُبُّوا أصَ حْ اَب يِ فَو اَله ذلِ وَيْ نأَفَنْسَّ أيَ حبَ دِیََدك
م أ نَ فَْقَ م ثِ لْ أ حُ دٍُ ذ ھََبًا م اَ أ دَْ ر كَ م دَُّ
أ حَ دَِ ھِم و لَا نَص یِفَھ Telah bersabda
Rasulullah Saw: “Janganlah kalian mencerca para shahabatku. Demi Dzat yang
jiwaku ada di tangan-Nya, kalau
seandainya salah seorang di antara kalian berinfaq emas sebesar
gunung Uhud maka tidak akan dapat
menandingi satu mud dari mereka bahkan tidak pula
setengahnya” (HR. Al-Bukhari,
dalam Shahih al-Bukhari Juz II/hal 347 No. 3546; Muslim,
dalam Shahih Muslim Jilid II
hal.1171; dan al-Tirmidzi dalam Sunan al-Tirmidzi Juz V/hal. 696
hadits No. 3761)
ر سَُول لله ص لَ ىَّح . لله عَ ل یَْھ و سَلَ
مَّ لله لله فِي أ صَ حْ اَب يِ لله لله فِي أصَ حْ اَبخِ ذِ ي ولاھَُم ت ت غَر ضَاً
بَع دْيِ فَم نَ أ حَ بََّھُم فبَ حِ بُِّي
أ حَ بََّھُم و مَ نَ أ بَْغَض ھَُم فَب
بُِغ ضْذِ اَ ي ھأُمَبْْ غفََ قَد ضْ آھذُمَاْ نوِيَ موَنَمْ آ ن آذ اَنِي فَقَد آذ
ىَ لله و مَ نَ آذىَ لله یُوش كِ أ نَ یَأ خْ ذُ هَ Takutlah kepada
Allah, takutlah kepada Allah mengenai sahabat-sahabatku. Janganlah kamu
menjadikan mereka sebagai sasaran
caci-maki sesudah aku tiada. Barangsiapa mencintai mereka,
maka semata-mata karena
mencintaiku. Dan barang siapa membenci mereka, maka
berarti semata-mata karena
membenciku. Dan barangsiapa menyakiti mereka berarti dia telah
menyakiti aku, dan barangsiapa
menyakiti aku berarti dia telah menyakiti Allah. Dan
barangsiapa telah menyakiti Allah
dikhawatirkan Allah akan menghukumnya. (HR al-Tirmidzi
dalam Sunan al-Tirmidzi Juz
V/hal. 696 hadits No. 3762)
عن عخُ .و ی م بْن ساَع دَِةَ أ نَ ر سََّ وللهل
ت للهَع اََّلِ قىَا ا ل خ:ْ
ت”َا إرِ نَ نِي، و اَخ تَْار
لِي أصَ حْ اَبًا، فَج عَ لَ لِي م نِ ھُْم و زُ رَ اَء و أَ نَصْ اَر اً
و أَصَ ھَْار اً، فَم نَ س بََّھُم فَع لَ
یَْھ ل عَ نَْة لله ،َِّ و اَل مْ لَا ئَلِنكَّاَة ،ِ س وأَ اَج مْ عَ یِن ،َ لاللهَ
میِقن بْْھَُ لیَُ و م ال قِْیَام ةَ ص رَ فْا و لَا عَ د لْا.( أخرجھ ابو نعیم
فى معرفة الصحابة ج 3/ص 1745 : رقم 4424 ؛ والطبراني في الأوسط
ج 1
/ ص
272
رقم 456 ؛ والحاكم في المستدرك
( ج 4/ص 68 رقم 2735
Dari Uwaim bin Sa’idah ra,
sesunguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah
memilih diriku, lalu memilih untukku para sahabat dan
menjadikan mereka sebagai
pendamping dan penolong. Maka siapa yang mencela mereka,
atasnya laknat dari Allah, para
malaikat dan seluruh manusia. Allah Ta’ala tidak akan menerima
amal darinya pada hari kiamat,
baik yang wajib maupun yang sunnah”.
إ ذِ اَ د .ك ف ر ا ل ر جَّ لُُ أ
خَ اَه فَقَد ب اَء ب ھِاَ أ حَ دَُ ھُم اَ
“Jika seseorang mengkafirkan
saudaranya, maka sesungguhnya kalimat itu kembali kepada salah
satu dari keduanya.” (HR Muslim,
dalam Shahih Muslim Jilid I/hal 47 hadits No. 111, hadits
senada diriwayatkan oleh
al-Bukhari, Juz III/hal. 408 No.5883)
عَذ ن. أ ب ي ذ رَ ر ضَ يِ للهلَّله عَّ نعْھَل
أیْ نَھَِّ ھُ وسَسَمَلِاَّلعمنَ ب یَق ي ولصُ للاَّىَ یَر مْ يِ ر جَ لُ ر جَ لُا
ب اِل فْ سُُوق و لَا یَر مْ یِھ ب اِل كْ فُ رْ إ لِا ار تَْدَّت عَ ل یَْھ إ نِ ل
مَ یَك نُ ص اَح بُِھُ كَذ لَِك Dari Abi Dzar ra bahwa dia mendengan Rasulullah Saw
bersabda: “Tidaklah seseorang
melemparkan tuduhan kepada yang
lain dengan kefasikan, dan tidak pula melemparkan tuduhan
kepada yang lain dengan
kekafiran, melainkan hal itu akan kembali kepadanya apabila yang
dituduh ternyata tidak
demikian”.(HR al-Bukhari, Shahih Bukhari Juz III/ hal. 396, No. 582)
لن اَّس ر .إ ع ل ن ي مفِنِيْ أصَمُحَنْبَِّ
تاِھ و مَ اَلھِ أ بََ ا بَك رْ و لَ وَ ك نُتْ م تُخَّ ذِ اً خ لَِیلا تً خغَذَیْْرتَ
رأَ بَبَِّاي بَكلا ر و لَ كَنِ أ خُ وُ ةَّ الإ سِْْلا مَ و مَ وَ دََّتھُُ Sesungguhnya
manusia yang paling terpercaya di sisiku dengan harta dan jiwanya adalah Abu
Bakar. Seandainya aku memilih
kekasih, selain Tuhanku maka aku akan memilih Abu Bakr,
Akan tetapi yang ada adalah
persaudaraan Islam dan berkasih sayang dalam Islam. (HR al-
Bukhari, Juz II/hal 344 No. 3529;
hadits senada diriwayatkan oleh Muslim, Shahih Muslim Jilid
II/hal 1119)
ل ر سَُولُ لله ز . ص ل ى قَالله عَ لیَْھ
و سَ لَ مَّ اق تَْدُوا ب اِلل ذَّ یَْن م نِ بَع دْيِ أ بَ يِ بَك رْ و عَُ م رَ Rasulullah Saw
bersabda ikutilah teladan orang-orang setelahku yaitu Abu Bakar dan Umar (HR
al-Tirmidzi, Juz V/hal 609 No.
3662)
ا ل جْ نَ ةَّ و عَُ م رَ فِى ال جْ نَ ةَّ
و عَُ ث مْ اَن فِى »
عَ ن عَ بْد ا س ل. ر ح مْ نَ بْن عَو فْ
قَال قَال ر سَُول لله –صلى أ لله بعُول یبھَ
كوْرسٍل مف-ِ
ى
نَ اَّةلِ ةوِج نوَّ طَلَعَْ ل حِىَة ففِِى
ال جْْج نَةَّ و اَلز بَُّیْر فِى ال جْ نَ ةَّ و عََ بْدُ الر حَّ مْ نَ بْن عَو فْنٍَّ
ةفِ وى ال سَْ عجْ دٌ فِى ال جْ نَ ةَّ و سَ عَ یِدٌ فِى ال جْ نَ ةَّ و أَ بَُو عُ
بَیْدَةَ بْن ال جْ رَ اَّح فِى ال جْ نَ ةَّ Dari Abdurrahman bin Auf dia berkata;
Rasulullah Saw bersabda: “Abu Bakar di syurga, Umar
di syurga, Utsman di syurga, Ali
di syurga, Thalhah di syurga, Zubair di syurga, Abdurahman
ibn Auf di syurga, Sa’ad (ibn Abi
Waqqash) di syurga, Said (ibn Zaid ibn Amru ibn Nufail) di
syurga, Abu Ubaidah ibn al-Jarrah
di syurga” (HR al-Tirmidzi, Juz V/hal 647 hadits No. 3747)
نْ عَليِ وشَ أ.َ خع نو همُ حعََ بمْدَُّد
للهب بْن م حُ مَ دٍَّ عَن أ بَ یِھ مِ اَ أ نَ عَ لِیً اّ ر ضَ يِ لله عَن ھْم قَابلْنَ
لاعَِ بَّاس إ نِ الن بَّ يِ ص لَلَّلهى عَ ل یَْھ سَلَ مَّ نَھَى عَن ال مْ تُ عْ
ةَ و عََ ن ل حُ وُم ال حْ مُ رُ الأ ھَْْلِیَّة ز مَ نَ خ یَْبَر Dari Muhammad
bin Ali dan saudaranya Abdullah bin Muhammad dari Bapak keduanya
bahwasanya Ali Ra berkata kepada
Ibnu Abbas sesungguhnya Nabi saw melarang mut’ah dan
makan daging keledai jinak pada
masa perang khaibar. (HR al-Bukhari, Juz III/hal 200, hadits
No. 4925)
س لَ مَ ةَ ص .ع نع نأ بَْ إِیِیھَاِ
ق سَا لبَْ نر خَصَّ ر سَُولُ لله ص لَ ىَّ لله عَ ل یَْھ و سَ لَ مَّ عَام أ وَ طْ
اَس فِ عيَ ا ةلِ م ثَُت لا ثَ اً ث مُ نَھَى عَ ن ھَْ ا
Dari Iyas bin Salamah dari
ayahnya berkata : Rasulullah memperbolehkan nikah mut’ah pada
saat perang autas selama tiga
hari lalu melarangnya. (HR. Muslim, Shahih Muslim Jilid II/hal.
633)
1. Hadits Mauquf kepada Ali ra.
ال حْ نََفِیَّة قَاعلَنَ مْقُ ل حْ مَتَّدُ
بلأْنِ بَ يِ أ يَُّ الناَّس خ یَْر بَع دَْ ر سَُول لله ص لَ ىَّ لله مَّ عقَلَاَیلْھَِ
أوَبَُوس بلَ ك رْ ق لُ تْ ث مُ م نَ قَال ث مُ عُ م رَ و خَ شَ یِت أ نَ یَق وُل عُ
ث مْ اَن ق لُ تْ ث مُ أ نَ تْ قَال ملاَاَّ أ ن رَاَ إ ج ل م نِ ال مْ سُْلِم یِن
Dari
Muhammd bin Hanafiyah dia berkata; Aku bertanya kepada bapakku (yakni Ali bin
Abi
Thalib radhiallahu ‘anhu):
Siapakah manusia yang terbaik setelah Rasulullah ? beliau menjawab:
“Abu Bakar”. Aku bertanya (lagi):
“Kemudian siapa?”. Beliau menjawab: “Umar”. Dan aku
khawatir beliau akan berkata
Utsman, maka aku mengatakan: “Kemudian engkau?” Beliau
menjawab: “Bukan aku kecuali
seorang dari kalangan muslimin”.(diriwayatkan oleh al-Bukhari
dalam Shahih Bukhari Juz II/hal
347 No.3544)
1. Pendapat Para Ulama
1. Pendapat Imam Malik
روى الخلال عن ابى بكر المروزوىَ سقَاملِ
ع:ْ
ت أ بََا عَ بْد لله یَق
وُال لقَّ اذ:ِ
ليَ یمَ اَ شلِْتكِم :أ صَ حْ اَب النبَّ يِ
ص لَ ىَّ للهُ عَلَیْھ و سَ لَ مَّ ( لیَْس ل ھَُ س ھَْم ،ٌ أ وَ ق اَل ن:َ ص یِب فِي لإاِ سْلام
( الخلال / السن: ٥٥٧،٢
Al Khalal meriwayatkan dari Abu
Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh
berkata, bahwa Imam Malik berkata
: “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak
termasuk dalam golongan Islam” (
Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )
1. Pendapat Imam Ahmad
روى الخلال عن ابى بكر المروزىس أقاَللْ
: ت أ بَعَاَ نعَْ ب دمِ
نللهْ یََّ ش:
تِم أ بََ ا بَك رْ و
عَُم رَ و عََائِشَةَ؟ ق مَاَا لأ :ُ ر آَه عَ لىَ الإ سِْلام (
(٥٥٧ ، الخلال class="arab" / السنة : ٢
Al Khalal meriwayatkan dari Abu
Bakar Al Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya kepada Abu
Abdullah tentang orang yang
mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya
berpendapat bahwa dia bukan orang
Islam”. ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).
1. Pendapat Ibnu Hazm
فإن الروافض لیسوا من المسلمین إنما ھي فرق
حدث أولھا بعد موت النبي صلى لله علیھ و سلم بخمس وعشرین سنة وكان
مبدؤھا إجابة من خذلھ لله تعالى لدعوة من
كاد الإسلام وھي طائفة تجري مجرى الیھود والنصارى في الكذب والكفر
Sesungguhnya rofidhoh bukanlah
dari kalangan kaum muslimin, kelompok ini mula-mula
muncul 25 tahun setelah Nabi
–shollallohu ‘alaihi wa sallam - wafat. Dan asalnya bermula dari
mengikuti dakwah seorang yang
Alloh hinakan yang hendak memerangi Islam kelompok ini
berjalan di atas jalannya
orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam kedustaan dan kekufuran. (Al-
Fishol fil-milal 2/213)
1. Pendapat KH Hasyim Asyari
(Rois Akbar PBNU)
اَص دَْع ب مِ اَت ؤُ مْ رَ لِتَن قَْم عِ
ال بْ دَِعُ عَ ن اھَْل ا لْم دََر وِ اَل حْ جَ رَ . قال رسول لله صلى لله
علیھا ذوَاسظلمَھ ”ر تَ ال فِْتَن ا وَ اِل
بْ دَِعُ وسُب رِ اِالَ عْ صَاْلحِمَاُ بعِيِلْ ف مَ لَھُْی فظَمْ ھَن ل مَ یَف عْ
لَ ذ لَِك فَع لَ یَْھِ ل عَ نَْة للهِ و اَل مْ لَاَئِكَةِ و اَلن اَّ ا سَ ج م عَ
یِْن Sampaikan
secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar
bid’ah-bid’ah
terberantas dari semua orang.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila fitnah-fitnah dan bid’ahbid’ah
muncul dan sahabat-sahabatku di
caci maki, maka hendaklah orang-orang alim
menampilkan ilmunya. Barang siapa
tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah,
laknat Malaikat dan semua
orang.”(Muqadimah Qanun Asasi Nahdlatul ulama).
MEMUTUSKAN
1. Mengukuhkan dan menetapkan
keputusan MUI-MUI daerah yang menyatakan bahwa
ajaran Syi’ah (khususnya Imamiyah
Itsna Asyariyah atau yang menggunakan nama samaran
Madzhab Ahlul Bait dan
semisalnya) serta ajaran-ajaran yang mempunyai kesamaan dengan
faham Syi’ah Imamiyah Itsna
Asyariyah adalah SESAT DAN MENYESATKAN.
1. Menyatakan bahwa penggunaan
Istilah Ahlul Bait untuk pengikut Syi’ah adalah bentuk
pembajakan kepada ahlul bait
Rasulullah Saw.
2. Merekomendasikan:
1. Kepada Umat Islam diminta
untuk waspada agar tidak mudah terpengaruh dengan
faham dan ajaran Syi’ah (khususnya
Imamiyah Itsna Asyariyah atau yang
menggunakan nama samaran Madzhab
Ahlul Bait dan semisalnya)
2. Kepada Umat Islam diminta
untuk tidak mudah terprovokasi melakukan tindakan
kekerasan (anarkisme), karena hal
tersebut tidak dibenarkan dalam Islam serta
bertolak belakang dengan upaya
membina suasana kondusif untuk kelancaran
dakwah Islam
3. Kepada Pemerintah baik Pusat
maupun Daerah dimohon agar tidak memberikan
peluang penyebaran faham Syi’ah
di Indonesia, karena penyebaran faham Syi’ah
di Indonesia yang penduduknya
berfaham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah sangat
berpeluang menimbulkan
ketidakstabilan yang dapat mengancam keutuhan
NKRI.
4. Kepada Pemerintah baik Pusat
maupun Daerah dimohon agar melakukan
tindakan-tindakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku antara lain
membekukan/melarang aktivitas
Syi’ah beserta lembaga-lembaga yang terkait.
5. Kepada Pemerintah baik Pusat
maupun Daerah dimohon agar bertindak tegas
dalam menangani konflik yang
terjadi, tidak hanya pada kejadiannya saja, tetapi
juga faktor yang menjadi penyulut
terjadinya konflik, karena penyulut konflik
adalah provokator yang telah
melakukan teror dan kekerasan mental sehingga
harus ada penanganan secara
komprehensif.
6. Kepada Pemerintah baik Pusat
maupun Daerah dimohon agar bertindak tegas
dalam menangani aliran menyimpang
karena hal ini bukan termasuk kebebasan
beragama tetapi penodaan agama.
7. Kepada Dewan Pimpinan MUI
Pusat dimohon agar mengukuhkan fatwa tentang
kesesatan Faham Syi’ah (khususnya
Imamiyah Itsna Asyariyah atau yang
menggunakan nama samaran Madzhab
Ahlul Bait dan semisalnya) serta ajaranajaran
yang mempunyai kesamaan dengan
faham Syi’ah sebagai fatwa yang
berlaku secara nasional.
Surabaya 27 Shofar 1433 H
21 Januari 2012 M
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA
INDONESIA (MUI)
PROPINSI JAWA TIMUR
Ketua Umum Sekretaris Umum
KH. Abdusshomad Buchori Drs. H Imam Tabroni, MM__
0 komentar:
Posting Komentar