Remaja
tentu menyumbang populasi sangat besar di Indonesia. Menurut data proyeksi
penduduk tahun 2014, jumlah remaja mencapai sekitar 65 juta jiwa atau 25 persen
dari 255 juta jiwa penduduk Indonesia (Bareskrim.com,
21/6/2015).
Akibat sistem sekular yang merusak
yang diterapkan oleh negara, kalangan remaja yang jumlahnya puluhan juta
tersebut juga kena dampaknya. Banyak kasus miris menimpa remaja saat ini.
Disebutkan, misalnya, pada tahun 2008 saja, menurut
hasil survei yang dilakukan salah satu lembaga, 63 persen remaja di Indonesia
usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah dan 21
persen di antaranya melakukan aborsi (Republika.co.id,
20/12/2008).
Di sisi lain, pada tahun 2012 saja,
21,5 persen remaja adalah pengguna narkoba 20,9 (Riaupos.com, 5/11/2012). Pada tahun 2017 pengguna narkoba di
kalangan remaja/pelajar dan mahasiswa menjadi sekitar 27,32 persen. Angka
tersebut kemungkinan meningkat kembali karena beredarnya sejumlah narkotika
jenis baru (Republika.co.id,
30/10/2017).
Bisa dibayangkan, dalam 10 atau 20
tahun ke depan, betapa makin rusaknya kehidupan remaja kita jika sistem sekular
ini terus dipertahankan dan syariah Islam tidak segera diterapkan.
Berbahaya
Sekularisme adalah paham yang
memisahkan agama dari kehidupan. Sekularisme telah merasuki kalangan remaja dengan
caranya sendiri. Hampir tiap waktu, misalnya, bermunculan film bergenre remaja
yang penuh dengan nilai-nilai sekular. Temanya tak jauh dari pacaran yang menjurus
pada pergaulan bebas. Film “Dilan 1990” yang menghebohkan saat ini hanya salah
satu dari ribuan film yang ada. Film berlatar belakang percintaan remaja tahun
90-an ini—yang mulai tayang di bioskop pada akhir Januari 2018 ini—konon hanya
dalam empat hari telah ditonton oleh satu juta orang (Liputan6,
28/1/2018).
Tak hanya film bioskop dan sinetron,
dunia entertainment lainnya sarat
dengan paham yang semakin menjauhkan remaja dari nilai-nilai Islam. Dengan
sekularisme, identitas keislaman yang
semestinya melekat pada pemuda dan remaja menjadi hilang. Semuanya mengekor
budaya Barat yang sekularistik. Kondisi ini tentu berbahaya bagi masa depan
remaja.
Pemuda Harapan Islam
Al-Quran banyak mengisahkan
perjuangan nyata para nabi dan rasul as. yang semuanya adalah orang-orang
terpilih dari kalangan pemuda. Bahkan ada di antaranya yang telah diberi
kemampuan untuk berdebat dan berdialog sebelum umurnya genap 18 tahun. Berkata
Ibnu Abbas r.a.: "Tak ada seorang
nabi pun yang diutus Allah melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda. Begitu
pula tidak seorang alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia dari kalangan pemuda."
Kemudian Ibnu Abbas membaca QS
al-Anbiya’ [29] ayat 60 (yang artinya): Mereka
berkata, “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang
bernama Ibrahim." (Lihat: Tafsîr Ibnu Katsîr, III/183).
Demikian juga dengan kisah Ashabul
Kahfi, yang tergolong sebagai pengikut nabi Isa as. Mereka adalah sekelompok
anak-anak muda usia yang menolak kembali pada agama nenek moyang mereka, yakni
menyembah selain Allah SWT. Di tengah ancaman masyarakat banyak yang menyembah
berhala-berhala, akhirnya mereka bermufakat untuk mengasingkan diri dan
berlindung dalam satu gua (Lihat: QS al-Kahfi [18]: 10 dan 26).
Junjungan kita Nabi Muhammad saw. diangkat
menjadi rasul tatkala berumur 40 tahun. Para pengikut beliau generasi pertama
kebanyakan juga dari kalangan pemuda/remaja, bahkan ada yang masih kecil. Usia
para pemuda/remaja Islam yang dibina pertama kali oleh Rasulullah saw. di Darul
Arqam pada tahap pengkaderan adalah sebagai berikut: Ali bin Abi Thalib dan
Zubair bin al-'Awwam, 8 tahun. Thalhah bin Ubaidillah, 11 tahun. Arqam bin Abil
Arqam, 12 tahun. Abdullah bin Mas'ud, 14 tahun. Saad bin Abi Waqqas, 17 tahun.
Ja'far bin Abi Thalib, 18 tahun. Qudamah bin Abi Mazh'un, 19 tahun. Said bin
Zaid dan Shuhaib ar-Rumi, di bawah 20 tahun. Zaid bin Haritsah, Usman bin Affan
dan Khabab bin al-Art, sekitar 20 tahun. Mushab bin Umair, 24 tahun. Abdullah
bin al-Jahsy, 25 tahun. Umar bin al-Khaththab, 26 tahun. Demikian seterusnya.
Ratusan ribu lainnya yang
memperjuangkan dakwah Islam, membawa panji-panji Islam serta menjadi tentara
Islam pada masa Nabi saw. ataupun sesudahnya; seluruhnya dari kalangan pemuda,
bahkan remaja yang belum atau baru dewasa. Usamah bin Zaid, misalnya, diangkat
oleh Nabi saw. sebagai komandan untuk memimpin pasukan kaum Muslim menyerbu
wilayah Syam—saat itu merupakan wilayah Kerajaan Romawi—dalam usia 18 tahun.
Abdullah bin Umar telah memiliki semangat juang yang menggelora untuk berperang
sejak umur 13 tahun. Namun demikian, ia baru diijinkan berperang oleh Nabi saw.
pada Perang Al-Ahzab (Lihat: Shahîh al-Bukhâri,
VII/226 dan 302).
Pemuda dan remaja seperti itulah
yang sanggup memikul beban dakwah dan telah banyak berkorban di jalan Allah SWT.
Mereka pun selalu siap menghadapi berbagai cobaan dengan penuh kesabaran. Pemuda
dan remaja seperti itu pula yang sanggup menyisihkan siang-malamnya demi Islam
sehingga risalah tersebar luas ke seluruh penjuru dunia, baik pada masa lampau
atau sekarang. Bahkan suatu saat nanti kita yakin bahwa Islam akan meliputi
seluruh daratan Barat dan Timur. Ini sesuai dengan apa yang dijanjikan
Rasulullah saw.:
إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ
فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَإِنَّ
أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا
Sungguh Allah SWT telah melipat bumi
ini untukku sehingga aku melihat ufuk Timur dan Baratnya. Sungguh kekuasaan
umatku akan meliputi apa yang telah dilipat untukku dari bumi ini." (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi,
Ibnu Majah dan Ahmad).
Tentu, sebagaimana besarnya peran
pemuda demi kemajuan Islam pada masa lalu, keberhasilan Islam menguasai dunia
pada masa depan—sebagaimana isyarat Nabi saw. dalam hadis di atas—tidak akan
terlepas dari peran pemuda Islam.
Tantangan
Saat Ini
Ada perbedaan tantangan dakwah Islam
masa kini dan masa dulu. Dulu Rasul saw. dan para sahabat hanya menghadapi kaum
musyrik Quraisy, Ahli Kitab (Yahudi Madinah, Nasrani Najran dan Nasrani Rumawi)
serta Majusi Persia. Kini, telah berkembang pula isme-isme atau ideologi yang
beragam yang bertolak dari kekufuran. Celakanya isme-isme tersebut berhasil
menipu sebagian kaum Muslim di Dunia Islam. Isme-isme yang telah menyebar di
seluruh dunia saat ini berpangkal dari munculnya sekularisme. Paham ini memisahkan
agama dari kehidupan. Paham ini muncul pertama kali di Barat, kemudian diekspor
ke negeri-negeri Islam.
Faktanya, sistem sekular Barat yang
sedang memimpin dunia kini telah terbukti gagal menjamin kesejahteraan, ketenteraman
dan kebahagiaan umat manusia. Di sisi lain, Komunisme telah dikubur
masyarakatnya sendiri pada tahun 1991. Jadi hanya tinggal Islamlah yang siap
menyongsong peradaban baru, sebagaimana dulu pernah memimpin peradaban manusia.
Rasulullah saw. bersabda:
لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الْأَمْرُ مَا
بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلَا يَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ إِلَّا
أَدْخَلَهُ اللهُ هَذَا الدِّينَ، بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ، عِزًّا يُعِزُّ
اللهُ بِهِ الْإِسْلَامَ، وَذُلًّا يُذِلُّ اللهُ بِهِ الْكُفْرَ "
Perkara ini (yaitu Islam) akan
merebak ke segenap penjuru yang ditembus oleh malam dan siang. Allah tidak akan
membiarkan satu rumah pun, baik gedung maupun gubuk, melainkan akan dimasuki
oleh Islam sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama
yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran (HR Ibnu Hibban).
Inilah misi dan tanggung jawab
generasi Islam masa kini. Mereka harus mengemban dakwah Islam di tengah-tengah
masyarakat untuk menghidupkan kembali Islam dan membangkitkan umat. Mereka
harus meningkatkan kesadaran umat akan pentingnya Islam menguasai dunia. Hanya
pemuda-pemuda Islamlah yang mampu mensukseskan rencana tersebut.
Karena itu para pemuda Islam tentu
wajib mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang jernih dan mendalam agar
mampu menampilkan Islam sebagai sistem hidup yang komprehensif dan menjadi
satu-satunya sistem hidup alternatif bagi dunia. Banyak di antara pemuda
sekarang yang telah bangkit, sadar dan bangun dari tidurnya bahwa Islamlah
satu-satunya pandangan hidup mereka. Inilah masa kebangkitan pemuda Islam.
Persatuan Dunia Islam dan tegaknya kembali panji Lâ Ilâha illalLâh Muhammad RasûlulLâh ada di hadapan mereka. Allah
SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ
يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Hai orang-orang beriman, jika kalian
menolong (agama) Allah, pasti Allah menolong kalian dan mengokohkan kedudukan
kalian (TQS Muhammad [47]: 7)
Jadi, tunggu apalagi, wahai Pemuda?!
[]
Hikmah:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ
إِلَّا ظِلُّهُ: الإِمَامُ العَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ
قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا
عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ،
فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ، أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ
شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Ada tujuh golongan manusia
yang akan Allah lindungi dalam perlindungan-Nya pada saat tidak ada
perlindungan selain perlindungan-Nya yaitu: penguasa yang adil; pemuda yang
tumbuh dalam suasana beribadah kepada Tuhannya; seseorang yang hatinya selalu
terpaut ke masjid; dua orang yang saling mencintai kerena Allah, keduanya
berjumpa dan berpisah karena Allah; seseorang yang digoda oleh wanita cantik
dan rupawan, lalu ia berkata, “Aku takut kepada Allah”; seseorang yang biasa bersedekah
secara rahasia sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh
tangan kanannya; seseoang yang biasa mengingat Allah secara menyendiri, lalu
air matanya menetes (HR al-Bukhari).
Buletin KAFFAH semua edisi dilihat DISINI
0 komentar:
Posting Komentar